Toba Bara akan memproduksi 6 juta ton batubara



JAKARTA. Perusahaan tambang batubara, PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), akan memproduksi 6 juta ton batubara pada tahun ini. Target ini tergolong konservatif di tengah perbaikan harga batubara yang kini di level US$ 80 per ton.

Iwan Sanyoto, Investor Relations TOBA menyatakan, tahun lalu realisasi produksi batubara milik perusahaan mencapai 5,7 juta ton. Tahun ini, kata Pandu Sjahrir, Direktur Keuangan PT Toba Bara Tbk, TOBA akan memproduksi 6 juta ton batubara.

Hal ini sesuai dengan rencana penambangan yang telah dibuat, sehingga tidak semata-mata karena peningkatan harga maka perusahaan langsung menggeber produksi.


Apalagi saat ini cadangan batubara terbukti TOBA berkisar 122 juta ton sehingga rencana penambangan juga harus memikirkan kelangsungan usaha ke depan. Oleh sebab itu, perusahaan ini tak menutup kemungkinan mengakuisisi pertambangan baru.

Namun sejauh ini memang belum ada perusahaan yang menarik minat TOBA. "Memang belum ketemu aset yang tepat," kata Iwan kepada KONTAN, Jumat (17/2). Oleh karena itu, perusahaan ini berkonsentrasi menjaga kinerja keuangan dan operasional usaha yang sudah berjalan agar lebih baik.

Iwan menyatakan, saat ini perusahaan tersebut memproduksi batubara dengan kalori cukup tinggi dengan 4.700 kkal/kg-5.900 kkal/kg. Mayoritas produksinya dijual ke pasar ekspor. Negara tujuan ekspor TOBA adalah Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Selain itu, perusahaan ini sedang menuntaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut) Gorontalo yang berkapasitas 2x50 Megawatt. Targetnya, pembangkit listrik ini beroperasi tahun 2020. Pandu menyatakan bahwa perusahaan tersebut saat ini sedang menyesaikan financial close PLTU Sulbagut.

Jika beroperasi, TOBA akan mengalihkan ke dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan batubara PLTU Sulbagut. "Kebutuhan batubara PLTU Sulbagut sekitar 500.000 ton hingga 600.000 ton per tahun," kata Iwan.

Dia menambahkan, pasar batubara domestik akan menarik pada tahun 2019, setelah pembangkit listrik yang masuk dalam program kelistrikan 35.000 MW beroperasi. Oleh karena itu, Iwan menyatakan, bahwa saat ini hingga tiga tahun ke depan, Toba Bara akan melihat potensi pasar ekspor sambil menunggu geliat pasar dalam negeri.

Selain PLTU Sulbagut, TOBA kini tengah membidik tiga tender PLTU berkapasitas antara 100 MW-200 MW. Namun Iwan masih merahasiakan proyek pembangkit listrik yang sedang diincar oleh perusahaan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia