Toba Bara Sejahtra (TOBA) berencana mengakuisisi tambang baru



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) masih melanjutkan ikhtiar mereka untuk menambah aset perusahaan, baik di sektor pembangkit listrik ataupun pertambangan batubara. Sekretaris Toba Bara Sejahtra, Elizabeth Novi Sagita Aruan menyampaikan emiten bersandi TOBA ini terus menjajaki potensi untuk mengakuisisi tambang batubara. Ia mengaku tak ada kriteria khusus untuk tambang yang bakal mereka akuisisi.

Akan tetapi, mereka lebih mengutamakan untuk mengambil alih tambang batubara yang sudah siap operasi. “Tapi jika ada tambang yang telah mulai beroperasi, lebih kita diutamakan,” katanya pada Kontan, Senin (13/5).

Lebih lanjut, ia bilang, TOBA bisa saja mewujudkan rencana akuisisi tambang baru secepatnya, namun menurutnya banyak pertimbangan untuk melakukan aksi tersebut. Sehingga Novi belum dapat menyebutkan kapan tepatnya akuisisi tersebut akan terealisasi.


Mereka juga sudah berjaga-jaga apabila jadi memperoleh tambahan tambang baru pada tahun ini. Untuk itu TOBA mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 190 hingga US$ 200 juta. “Dari sisi mining, belanja modal kita gunakan untuk akuisisi lahan baru dan infrastruktur tambang,” tutur Novi.

Sementara sisanya mereka gunakan untuk membangun beberapa pembangkit listrik yang tengah mereka garap. TOBA makin serius untuk melakukan investasi dengan melakukan rights issue.

Sebelumnya, melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia tanggal 8 April 2018, direksi TOBA mengatakan TOBA akan melakukan rights issue dengan tujuan untuk memperkokoh struktur permodalan.

Jumlah tersebut sebanyak-banyaknya 470 juta lembar saham dengan nominal Rp 200 per saham. Nantinya dana rights issue ini bakal digunakan untuk membiayai investasi, serta mendukung perkembangan dan ekspansi usaha TOBA, tak terkecuali dengan mengakuisisi tambang baru.

Sekarang ini TOBA memiliki luas konsensi seluas 7,087 hektare dengan cadangan batubara berdasarkan JORC 2018 sebanyak 63,9 juta metrik ton, rata-rata produksi tahunan mereka sebanyak 4 juta ton hingga 8 juta ton batubara per tahun.

Kadar kalori batubara yang TOBA produksi sebesar 5200 kkal/kg hingga 5700 kkal/kg, mereka memasarkan batubara ke pasar domestik dan beberapa negara seperti Malaysia, Korea, Thailand, Tiongkok, India, dan Taiwan. Manajemen memproyeksi pasar ASEAN masih berperan penting sebagai tujuan pemasaran batubara mereka.

Novi menjelaskan pada tahun ini mereka pasang target produksi batubara kurang lebih sama seperti tahun lalu yakni 6 juta ton batubara. “Sampai kuartal 1 2019, produksi batubara sudah sekitar 1 juta ton,” imbuhnya.

Sedangkan dari sisi bisnis pembangkit, kini mereka tengah menggarap proyek listrik Sulbagut I yang berlokasi di Gorontalo Utara dan PLTU Sulut III. PLTU Sulbagut yang berkapasitas 2x50 Mega Watt (MW).

Sedangkan untuk PLTU Sulut III berkapasitas 2x50 mw dengan kepemilikan 90% PT Toba Bara Sejahtra kemudian 10% Sinohydro Corporation Limited. Nilai proyek sebesar US$ 205 juta-US$ 210 juta. Diharapkan selesai pada April 2021. “Progress Sulbagut-1 sedang dalam proses konstruksi dan Sulut-3 akhir tahun lalu sudah mencapai financial close,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini