Tokio Marine Life Indonesia mengandalkan keagenan



JAKARTA. Meskipun pamornya tertandingi bancassurance, jalur keagenan masih memikat pemain asuransi jiwa. Lihat saja, Tokio Marine Life Insurance Indonesia. Perusahaan asal Jepang ini mengandalkan jalur distribusi keagenan demi meraup premi. Perusahaan yang mengakuisisi MAA Life ini menganggap, agen memiliki keunggulan menawarkan produk kepada nasabah.

Tahun ini, Tokio Marine Life berencana merekrut 1.000 agen. Menurut Soebagio Iman, Senior Vice President Chief Marketing Officer Tokio Marine Life Indonesia, agen sebagai langkah awal. Nantinya mereka akan merambah bancassurance, setelah teknologi  lebih canggih. "Agensi dulu, sekarang persiapan TI," ungkapnya saat perkenalan kepada media, Kamis (14/2).

David J. Beynon, CEO Tokio Marine Life Insurance Indonesia, menegaskan fokus perusahaan ini adalah menyediakan layanan dengan baik. Beberapa langkah yang dilakukan adalah melakukan upgrade teknologi. Sayang, David enggan berbagi target premi pada tahun pertama. "Target kami dalam 5 tahun masuk 10 besar asuransi jiwa di Indonesia," ucapnya.


Untuk mendukung usaha tersebut, Tokio Marine akan menambah 11 produk baru hingga triwulan tiga tahun ini. Kini jumlah produk yang mereka miliki mencapai 9 jenis. Akio Hoshino, Direktur Tokio Marine Life, menjelaskan pihaknya memadukan  antara produk tradisional, unitlink hingga syariah. "Kami tak ada portofolio harus berapa persen, tapi sesuai kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Menurut Akio pasar Indonesia sangat besar. Ia yakin, dengan layanan terbaik, masyarakat akan mengenal perusahaan. Tokio Marine Life Insurance Indonesia menggaet  izin operasi dari Bapepam-LK pada 2012.

Mayoritas atau 89% pemilik perusahaan ini adalah Tokio Marine Grup. Modal perusahaan ini sebesar Rp 275 miliar. Perusahaan asuransi asal Jepang itu berencana menambah modal agar kapasitas bisnisnya juga meningkat. "Kami belum final dan akan tambah permodalan," kata Akio

Indonesia merupakan negara ke delapan di Asia milik Tokio Marine Grup. Sebelumnya, mereka telah memiliki usaha di Jepang, Singapura, Thailand, Malaysia, Mesir, Arab Saudi, China dan India. Total perolehan premi pada tahun 2012 mencapai Rp 270 triliun.

Akio mengungkapkan, pasar Indonesia memiliki kekhasan, yakni kebutuhan asuransi berupa investasi dan tabungan lebih besar dibandingkan pensiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: