JAKARTA. Ketua DPP Partai Golongan Karya, Priyo Budi Santoso, mengunjungi salah satu tokoh pendiri partai berlambang pohon beringin, yakni Suhardiman di kediamannya (2/5). Priyo Priyo datang ke rumah Suhardiman bersama beberapa jajaran Dewan Pertimbangan Agung dan Sekretaris Jenderal Golkar Pada kesempatan itu, Suhardiman yang merupakan pendiri Soksi, ormas yang berafiliasi kepada Golkar menyatakan dukungannya kepada Priyo sebagai salah satu kader Golkar yang ideal diusung sebagai cawapres Golkar.
Sebagai salah satu pendiri dan tokoh senior Partai Golkar, Suhardiman merasa dirinya masih ditugaskan untuk memperbaiki bangsa. Oleh sebab itu, Suhardiman mengingatkan Aburizal Bakrie, calon presiden dari Partai Golkar untuk mengundurkan diri dari kancah pertarungan sebagai calon presiden. "Ada sesuatu hal yang terus terang berdasarkan historis sosiologis dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah Jawa. Maka, siapapun yang akan jadi presiden pasti orang Jawa. Maka itu perlu dipegang oleh saudara Ical, jika ternyata saudara Ical masih ingin (menjadi presiden), saya berani bertaruh itu tidak mungkin," ungkap Suhardiman. Suhardiman menilai, akan lebih baik jika Ical mengundurkan diri dan mengambil posisi "team maker" atau sebagai dalang untuk konstelasi perpolitikkan sekaranh dibandingkan menjadi Presiden. Dorongan ini juga diperkuat oleh beberapa argumentasi beberapa pihak internal yang mencoba melobi Ical sebagai cawapres saja. Contohnya, sejumlah DPD Tingkat I Partai Golkar yang menyuarakan Ical untuk menjadi cawapres. Hal ini disinyalir karena elektabilitas Golkar diluar prediksi akibat rendahnya ketokohan Ical. Belum lagi sulitnya Golkar mencari rekan koalisi turut menjadi pertimbangan posisi Ical untuk dievaluasi dalam Rapimnas bulan Mei ini. Uniknya, Suhardiman justru menggiring nama baru sebagai cawapres dari Golkar, yakni Priyo Budi Santoso. "Saya sebagai satu-satunya pendiri Golkar yang masih hidup mengamati, saya kapanpun, dan dimanapun, ingin mendorong Priyo Budi Santoso menjadi cawapres. Untuk tindak lanjut, bicara mengenai Ical, jangan bermimpilah akan menjadi orang pertama di Indonesia. Karena secara sosiologis, sebagian masyarakat Indonesia itu Jawa. Jadi pasti presidennya orang Jawa. Nah, sekarang yang dicalonkan Jawa adalah Jokowi dan Prabowo," tegas Suhardiman.
Menanggapi dukungan senior Golkar kepadanya, Priyo mengaku terkejut dengan pernyataan Suhardiman. Ia mengaku dalam diskusi tertutup, Suhardiman tidak menyebutkan sama sekali dukungan untuk dirinya. "Ya, saya tidak bisa komentar lebih jauh, karena tadi dalam pembicaraan terbatas dengan beliau (Suhardiman) tidak menyinggung masalah ini (pencawapresan). Karena beliau menyampaikan itu, saya hanya ucapkan terima kasih, tanpa merasa perlu mengomentari. Sebab, keputusan itu akan kembali pada kewenangan di Rapimnas," ujar Priyo Budi Santoso. Pertemuan tersebut memang diakui Priyo untuk mendiskusikan solusi permasalah Indonesia di masa mendatang, serta langkah-langkah strategis yang harus diambil Partai Golkar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan