KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tokopedia melepaskan 36,1 % sahamnya di PT Bumi Cakrawala Perkasa, penerbit dompet digital dengan
brand OVO. Dengan keluarnya Tokopedia dari OVO, maka pangsa transaksi digital di Tokopedia yang sebelumnya masuk ke OVO akan beralih ke GoPay. Hilangnya kesempatan ini dinilai akan berdampak terhadap valuasi OVO dan menjadi tantangan pada prospek bisnisnya. Setelah adanya kombinasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia yang membentuk GoTo, Tokopedia memang harus melepas kepemilikan sahamnya di OVO. Hal ini terkait dengan regulasi dari Bank Indonesia (BI) yang melarang adanya kepemilikan atau
controlling interest di lebih dari satu perusahaan jasa pembayaran.
Saham Tokopedia di OVO dikabarkan telah diambil alih oleh Grab Holdings yang sebelumnya telah menguasai 39,2% saham. Sebagai informasi, sesuai peraturan Bank Indonesia perusahaan asing hanya boleh memiliki maksimal 85% kepemilikan di perusahaan jasa pembayaran. OVO dan Grab harus mencari pihak yang mau membeli saham OVO guna mematuhi peraturan. Kendati demikian,
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengaku bahwa OVO akan tetap hadir di ekosistem Tokopedia sebagai salah satu metode pembayaran. "Telah disepakati bahwa OVO akan tetap hadir sebagai salah satu metode pembayaran di ekosistem tersebut,” ujar Harumi kepada Kontan.co.id, Kamis (7/10). Hengkangnya grup Lippo dan Tokopedia memang menciptakan tantangan bagi OVO untuk mencari mitra lokal lainnya yang idealnya memiliki ekosistem digital sehingga dapat mendorong bisnis pembayarannya. Harumi menjelaskan, di paruh pertama 2021, OVO mencatatkan jumlah transaksi
online merchant sebesar 76%, diikuti oleh naiknya transaksi pembayaran kebutuhan logistik di OVO selama masa pembatasan sosial di pertengahan 2021 hingga hampir 40%. Juga jumlah
user produk OVO | Invest serta OVO | Proteksi yang mengalami peningkatan.
Baca Juga: Ditinggal Tokopedia dan Lippo, bagaimana prospek bisnis OVO ke depan? "Kinerja tersebut tidak lain karena didukung pertumbuhan transformasi digital masyarakat, dan merupakan cerminan fokus utama kami untuk memberikan layanan terbaik dan menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan pembayaran digital dan keuangan lainnya," kata Harumi. Sementara itu, bergabungnya Tokopedia dengan Gojek akan membuat pembayaran Tokopedia akan lebih menonjolkan GoPay dibandingkan dengan OVO. Nila Marita,
Corporate Affairs GoTo mengaku, transaksi ini telah direncanakan sejak beberapa waktu lalu dan akan memberikan kesempatan bagi pihaknya untuk fokus memperdalam strategi GoPay dalam memimpin pasar yang akan memperluas dan memperkuat ekosistem GoTo Finansial.
"Ke depan, Gojek dan Tokopedia tetap beroperasi sebagai entitas yang berdiri sendiri, di dalam ekosistem Grup GoTo," ungkap Nila Nila menjelaskan bahwa, Grup GoTo memiliki total nilai transaksi (GTV) di 2020 sebesar US$ 22 miliar dengan total jumlah transaksi lebih dari 1,8 miliar. Total armada driver terdaftar mencapai 2 juta, dan lebih dari 11 juta mitra usaha di tahun lalu. "GoTo akan memanfaatkan potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar dan paling menarik di Asia Tenggara. Grup yang baru terbentuk ini juga akan terus melebarkan sayap di negara berkembang lainnya yang bertumbuh pesat, termasuk Thailand, Vietnam, dan Singapura, di mana Gojek saat ini beroperasi," kata Nila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .