Tokopedia bikin kawasan industri terpadu



JAKARTA. Potensi bisnis belanja online atau e-commerce yang masih terbuka lebar membuat pemain di bisnis ini terus berbenah. Misal, Tokopedia yang baru mendapat dana US$ 100 juta Oktober lalu dari SoftBank Internet and Media, Inc  dan Sequoia Capital bersiap menapaki langkah bisnis tahun depan.

Dana tersebut bakal dibagi ke dalam beberapa pos yang siap berjalan dalam waktu dua tahun sampai lima tahun mendatang. Targetnya simpel, menjadi situs e-commerce terbesar di Indonesia.

Langkah pertama, Tokopedia akan mengembangkan kawasan bisnis berskala kecil seluas beberapa hektare. Nantinya, semua proses industri dari pebisnis yang bergabung dengan Tokopedia bakal berada di kawasan tersebut. 


Syarat kawasan industri ini  adalah yang penduduknya tidak terlalu padat dan punya beberapa kampus sebagai pencetak mahasiswa siap bekerja. "Kami sudah mulai mencari kotanya, di luar Jakarta," kata William Tanuwijaya, Chief Executive Officer Tokopedia, Rabu (12/11).

Tokopedia pun mulai menyambangi pemerintah daerah (pemda) yang terbuka dan mendukung terhadap rencana bisnisnya. Meski enggan membeberkan nama kota,  Tokopedia siap menjadikan  kantor pusat Google, yaitu  Googleplex  sebagai acuan.

Dana investasi ini nantinya sebagian besar akan dipakai tuk merealisasikan pembangunan kawasan bisnis Tokopedia. "Mayoritas dana tapi tidak sampai 50%," sedikit bocoran dari William.

Bila saat ini jumlah pegawai Tokopedia baru 150 orang, nantinya, bila kantor anyar ini beroperasi paling cepat dua tahun nanti, bisa menampung ribuan pekerja.

Rakuten incar IKM 

Sedangkan untuk target terdekat dua tahun  ke depan,  Tokopedia ingin memperbesar pasar bagi penyewa atau marketplace. Selain itu, perusahaan ini siap mengembangkan lini bisnisnya dengan turut mengembangkan produk spesifik. "Acuannya jika Google dari search engine bisa buat Google Glass,  Tokopedia siap seperti itu di masa mendatang," jelas dia.

Ia optimitis, produk khusus ini siap dilempar ke pasar pada 2016 nanti. William memastikan produk khusus ini bakal relevan dengan internet lokal dan Tokopedia.

Saat ini, Tokopedia punya merchant para industri kecil dan menengah (IKM) yang berjumlah ribuan. Saban bulan, sekitar tiga juta unit produk terjual di situs belanja online ini. Adapun pertumbuhan transaksi bisnis dalam sebulan mencapai 30%.

Tak mau kalah, pemain online asal Jepang, PT Rakuten Belanja Online juga mengalami pertumbuhan transaksi. Pertumbuhan transaksi belanja, terutama di gadget bergerak (mobile) selama kuartal III-2014 dibanding kuartal III-2013 mencapai 668%. "Kami memang selalu menargetkan pertumbuhan transaksi sebesar triple digit," Franky Hoe, Marketing Manager PT Rakuten Belanja Online di redaksi KONTAN, Rabu (12/11).

Hasil tersebut tidak terlepas dari jumlah penyewa atau merchant di situs Rakuten yang saat ini berjumlah sekitar 700 merchant. Sebagian besar penyewa dari kalangan IKM yang menjadi target pasar utama Rakuten.

Hasil ini tidak terlepas dari upaya Rakuten yang mirco B, yaitu mengajak individu berbisnis menjadi merchant di Tokopedia. 

Maklum, Rakuten  bakal mendapat fee dari para merchant yang berkisar 7% dari jumlah transaksi. "Ini sumber pendapatan kami," kata Masaya Ueno, Vice President of Regional Business Management Group Rakuten Asia .  Sayang, Masaya enggan membuka omzet Rakutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon