Tokopedia ogah pindah ke Singapura



JAKARTA. Tokopedia bak bintang muda yang tengah bersinar di pasar Asia Tenggara. Salah satu pendirinya sekaligus chief executive officer (CEO) William Tanuwijaya mengaku, sering diminta para calon investor untuk memindahkan basis bisnis ke lokasi yang lebih ramah investasi seperti Singapura. 

Menurut William, mereka khawatir dengan kepastian hukum di Indonesia, prosedur administrasi yang ruwet dan implikasi pajak untuk korporasi yang ingin melakukan initial public offering (IPO). "Tapi saya bersikeras tetap di Indonesia, karena kami ingin meningkatkan posisi dan mengembangkan Silicon Valley kami sendiri," kata William, seperti ditulis Financial Times

Keputusannya tak salah. Pasalnya, Tokopedia berkembang dan kini dikenal sebagai Alibaba-nya Indonesia. Alibaba, merupakan perusahaan e-commerce terbesar asal China yang memiliki nilai US$ 155 miliar setelah IPO.


Bahkan, operator telekomunikasi terbesar ketiga di Jepang, Softbank bersama mitranya Sequoia Capital setuju menyuntik US$ 100 juta untuk Tokopedia November lalu. William berencana menggunakan dana ini untuk menambah pekerja menjadi 1.000 dan 150 dalam dua tahun mendatang. Dia juga ingin membangun kampus bergaya Google. 

Indonesia memiliki potensi pasar besar. Pengguna internet diperkirakan tumbuh empat kali lipat dalam waktu dua tahun menjadi 68% dari populasi, menurut riset pasar grup Forst & Sullivan. Pasar internet makin besar seiring dengan serbuan smartphone murah dari China. 

Bao Jianlei, Managing Director Baidu di Indonesia melihat, sebanyak 80% pengguna ponsel di Indonesia, menggunakan smartphone di bawah Rp 3 juta.

Tak hanya Tokopedia yang menikmati suburnya pasar e-commerce di Indonesia. Perusahaan startup Rocket Internet dari Jerman juga telah memfokuskan diri di Indonesia lewat Zalora dan Lazada. 

Berbagai perusahaan berbasis internet seperti Facebook, Twitter, dan Uber juga ramai-ramai membuka kantor di Jakarta.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia