TOKYO. Perusahaan gas asal Jepang, Tokyo Gas Co. Ltd, berencana membangun fasilitas penyimpangan gas alam cair (Liquefied natural gas/LNG) di Asia Tenggara. Seperti yang dilansir asia.nikkei.com pada Senin (17/7),Tokyo Gas mengklaim fasilitas miliknya akan sangat efisien untuk kondisi kepulauan di Asia Tenggara yang jarang antar pulaunya sangat jauh. Sejumlah rencana sedang dilakukan Tokyo Gas untuk membangun terminal penerima LNG di negara-negara seperti Filipina, Indonesia dan Vietnam. Tantangannya adalah membawa LNG ke pulau-pulau terpencil di tiga negara tersebut. Tokyo Gas yakni akan memasang fasilitas penyimpanan dan pembangkitan LNG kecil di setiap pulau dan menyediakan kapal LNG kecil untuk pengantaran sekali seminggu atau lebih. Saat ini Tokyo Gas tengah memulai studi kelayakan di Filipina. Mereka akan mempelajari kelayakan komersial proyek tersebut sampai musim semi mendatang. Rencana Tokyo Gas tersebut telah mendapat dukungan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Filipina dijadikan objek studi pertama, lantaran diperkirakan ladang gasnya akan habis di tahun 2022 atau 2023. Pemerintah Filipina sendiri memang berkeinginan membangun terminal besar untuk mendapatkan LNG dari luar negeri. Tokyo Gas berharap dapat memulai bisnis pengangkutan LNG pada saat stasiun ini selesai dibangun. Modal investasi untuk setiap pulau diperkirakan mencapai puluhan juta dolar. Menurut International Energy Agency, permintaan gas alam diperkirakan akan tumbuh 2% per tahunnya di Asia Tenggara sampai tahun 2040.
Tokyo Gas bangun fasilitas LNG di Asia Tenggara
TOKYO. Perusahaan gas asal Jepang, Tokyo Gas Co. Ltd, berencana membangun fasilitas penyimpangan gas alam cair (Liquefied natural gas/LNG) di Asia Tenggara. Seperti yang dilansir asia.nikkei.com pada Senin (17/7),Tokyo Gas mengklaim fasilitas miliknya akan sangat efisien untuk kondisi kepulauan di Asia Tenggara yang jarang antar pulaunya sangat jauh. Sejumlah rencana sedang dilakukan Tokyo Gas untuk membangun terminal penerima LNG di negara-negara seperti Filipina, Indonesia dan Vietnam. Tantangannya adalah membawa LNG ke pulau-pulau terpencil di tiga negara tersebut. Tokyo Gas yakni akan memasang fasilitas penyimpanan dan pembangkitan LNG kecil di setiap pulau dan menyediakan kapal LNG kecil untuk pengantaran sekali seminggu atau lebih. Saat ini Tokyo Gas tengah memulai studi kelayakan di Filipina. Mereka akan mempelajari kelayakan komersial proyek tersebut sampai musim semi mendatang. Rencana Tokyo Gas tersebut telah mendapat dukungan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Filipina dijadikan objek studi pertama, lantaran diperkirakan ladang gasnya akan habis di tahun 2022 atau 2023. Pemerintah Filipina sendiri memang berkeinginan membangun terminal besar untuk mendapatkan LNG dari luar negeri. Tokyo Gas berharap dapat memulai bisnis pengangkutan LNG pada saat stasiun ini selesai dibangun. Modal investasi untuk setiap pulau diperkirakan mencapai puluhan juta dolar. Menurut International Energy Agency, permintaan gas alam diperkirakan akan tumbuh 2% per tahunnya di Asia Tenggara sampai tahun 2040.