Tokyo klaim pulau, Korea Selatan protes dan panggil wakil duta besar Jepang



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan memanggil wakil duta besar Jepang pada Selasa (1/6) untuk memprotes peta di situs Olimpiade Tokyo yang menunjukkan sekumpulan pulau yang dikuasai Korea Selatan sebagai wilayah Jepang.

Pulau-pulau kecil, yang disebut Dokdo di Korea Selatan dan Takeshima di Jepang, telah menjadi pusat sengketa teritorial selama puluhan tahun antara kedua negara.

Kehebohan publik muncul di Korea Selatan setelah pulau-pulau itu ditandai pada peta Jepang di situs Olimpiade Tokyo yang menunjukkan rute estafet obor. 

Tokyo menolak permintaan Seoul untuk mengubah peta, mendorong beberapa politisi Korea Selatan untuk menyerukan boikot Olimpiade.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan, telah memanggil Hirohisa Soma, wakil duta besar Jepang di Seoul, untuk menuntut koreksi peta.

"Kami berencana untuk memprotes keras pernyataan teritorial Jepang yang tidak adil atas Dokdo dan menuntut koreksi segera," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Choi Young-sam, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Saling klaim pulau di Laut Jepang, hubungan Jepang dan Korea makin memanas

Pulau-pulau tersebut, juga dikenal sebagai Liancourt Rocks, terletak 225 km di lepas pantai Timur Korea Selatan. Sementara Korea Selatan mengendalikan pulau-pulau itu, Jepang juga mengklaim kedaulatan atas kepulauan tersebut.

Choi tidak memerinci seruan untuk memboikot Olimpiade, dengan mengatakan Pemerintah Korea Selatan akan mengawasi situasi dengan cermat sambil menentang klaim teritorial Jepang.

Kedua negara memiliki pertengkaran serupa selama Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan, dengan Jepang memprotes penyertaan pulau-pulau itu pada bendera yang menggambarkan Semenanjung Korea bersatu.

Bendera itu digunakan ketika atlet dari Korea Selatan dan Korea Utara berbaris bersama pada upacara pembukaan.

Hubungan antara Seoul dan Tokyo tetap dingin di tengah perselisihan atas pulau-pulau dan masalah kompensasi bagi para korban yang dipaksa bekerja di perusahaan Jepang dan rumah bordil militer selama pemerintahan kolonial Jepang 1910-1945.

Selanjutnya: Jepang kembali klaim Pulau Dokdo, Korea Selatan berang

Editor: S.S. Kurniawan