KONTAN.CO.ID - DUBAI. Pada Minggu (28/2/2021), Iran menolak gagasan diadakannya pertemuan informal dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa untuk membahas cara-cara menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Iran bersikeras bahwa Washington harus terlebih dahulu mencabut semua sanksi yang diberlakukan sepihak. "Mempertimbangkan tindakan dan pernyataan baru-baru ini oleh Amerika Serikat dan tiga kekuatan Eropa, Iran tidak menganggap ini sebagai waktu yang tepat untuk mengadakan pertemuan informal dengan negara-negara ini, yang diusulkan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh, menurut media Iran seperti yang dikutip Reuters. Amerika Serikat mengatakan kecewa, tetapi tetap menyatakan kesiapannya untuk kembali terlibat dalam diplomasi tentang masalah tersebut.
Para pejabat Iran mengatakan, Teheran sedang mempelajari proposal yang diajukan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell untuk mengadakan pertemuan informal dengan pihak lain dan Amerika Serikat terkait pakta nuklir, yang memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran setelah presiden saat itu Donald Trump keluar dari kesepakatan pada 2018. Baca Juga: Iran: Serangan udara AS di Suriah akan mendorong terorisme di wilayah tersebut Reuters memberitakan, pemerintahan baru AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden mengatakan siap untuk berbicara dengan Iran tentang kemungkinan kedua negara untuk kembali ke perjanjian. Perjanjian tersebut bisa membatalkan sanksi PBB terhadap Iran dengan imbalan pembatasan aktivitas nuklir yang dimaksudkan untuk mencegahnya memperoleh senjata nuklir.