JAKARTA. Tenggelam di tengah ingar-bingar ekspansi para taipan negeri ini, Keluarga Cendana nyatanya belum kehilangan cengkeraman bisnis mereka. Paling tidak, ini tampak dari aksi generasi kedua putra mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Jumat, 9 September 2016 kemarin, tampil meresmikan selesainya pembangunan proyek atawa
topping off superblok Mangkuluhur City tahap I. Lewat PT Wisma Purnayudha Putra, Tommy menjual gedung perkantoran, hotel dan apartemen yang merupakan hasil kerjasama Wisma dengan KG Global. Tommy bilang, pembangunan Mangkuluhur City tahap I sesuai jadwal yang ditargetkan perusahaan ini.
"Mudah-mudahan April tahun depan semua sudah bisa
fitting out office. Sementara apartemennya akhir tahun depan sudah bisa operasi," tandas putera kelima Presiden RI ke dua, Soeharto ini, di sela-sela acara
topping off Mangkuluhur City, Jumat (9/9). Menurut pemberitaan KONTAN sebelumnya, nilai investasi Mangkuluhur City mencapai Rp 6 triliun. Investasi sebesar itu untuk dua menara yang masing-masing memiliki 33 lantai dan 55 lantai. Setiap menara, terdiri dari gedung perkantoran, hotel dan apartemen. Target awal penyelesaian menara I tahun, ini, sedangkan menara II tahun 2018 nanti. Total luas semua proyek Mangkuluhur City adalah 220.000 m². Dalam kesempatan yang sama, manajemen KG Global bilang Mangkuluhur City punya tiga sumber pendanaan. "Pendanaan proyek ini diambil dari dari kas internal, pinjaman bank dan penjualan awal, masing-masing sepertiga," imbuh Harry Gunawan, Presiden Direktur KG Global Development. Hanya saja, tak ketahuan detail kerjasama antara Wisma Purnayudha dan KG Global dalam proyek di dekat bundaran Semanggi, Jakarta tersebut. Manajemen kedua perusahaan juga enggan membeberkan sistem bagi hasil. Yang pasti, Tommy Soeharto mendekap 100% kepemilikan di Crown Hotel yang akan beroperasi di Mangkuluhur City tersebut. Dia juga tercatat berbisnis apartemen servis juga dalam proyek superblok tersebut. Yang juga jelas, proyek Mangkuluhur City menawarkan penjualan maupun penyewaan unit. Komposisinya, 60% jual dan 40% sewa. Target pasar proyek tersebut adalah segmen kelas atas. Unit proyek yang dijual, Mangkuluhur City membanderol harga jual perkantoran sampai US$ 5.000 per meter persegi (m²). Sedangkan harga jual apartemen mencapai US$ 6.000 per m². Adapun luas tiap unit apartemen beragam, mulai dari 250 m² -1.000 m². Saat ini KEB Hana Bank sudah tercatat sebagai penyewa area perkantoran hingga seluas 13.000 m². Bank asal Korea Selatan tersebut menyewa selama 20 tahun. Wisma Purnayudha dan KG Global yakin, lokasi strategis Mangkuluhur City menjadi kekuatan proyek properti tersebut. Oleh karenanya, mereka yakin Mangkuluhur City akan mendatangkan pundi-pundi lebih besar lagi. Pakai nama anak Asal tahu, nama Mangkuluhur dalam proyek Mangkuluhur City berasal dari nama anak pertama Tommy Soeharto, yakni Darma Mangkuluhur.
Selain Mangkuluhur City, politisi Partai Golongan Karya tersebut juga punya superblok lain yang mengusung nama anak keduanya yakni Gayanti Hutami, dengan proyek Gayanti City di Jakarta. Superblok Gayanti City berdiri di lahan seluas 1,5 ha. "Selain Mangkuluhur, ada Gayanti, tapi investasinya saya lupa," kata Tommy Soeharto. Menurut pemberitaan KONTAN, PT Buana Pacifik International tercatat sebagai kontraktor pembangun Gayanti City pada tahun 2014. Nilai investasi proyek itu sekitar Rp 1,1 triliun. Portofolio bisnis properti Tommy tak cuma itu. Tommy memiliki hotel di Bali dan Surakarta. Hanya saja, sejauh ini belum ada rencana ekspansi properti lain. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie