Topang Perekonomian, Perbankan Genjot Penyaluran Kredit Ke Industri Pengolahan



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perbankan terus mendorong penyaluran kredit ke industri pengolahan. Potensi pertumbuhan kredit ke sektor ini diyakini masih akan terus bertumbuh sejalan dengan realisasi penyaluran kredit.

PT Bank Mandiri Tbk salah satunya. Bank pelat merah ini telah menyalurkan kredit ke industri pengolahan sektor manufaktur mencapai Rp 177,37 triliun. Secara tahunan pertumbuhannya sekitar 15,66%. Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan, pertumbuhan tersebut sejalan dengan kualitas kredit yang terjaga optimal.

"Sebagai bank pelat merah, Bank Mandiri terus fokus membidik penyaluran kredit manufaktur untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di tanah air," ungkap Ali kepada Kontan, Selasa (20/8).


Penyaluran kredit manufaktur Bank Mandiri tersebut paling banyak disalurkan ke sub sektor industri makanan dan minuman, industri dan perdagangan besar logam, industri pupuk dan obat hama, industri pulp & paper, dan industri Kimia.

Baca Juga: Begini Strategi Bank Digital Genjot Dana Pihak Ketiga

"Hingga akhir tahun, kami tetap melanjutkan strategi yang telah kami lakukan yaitu  fokus untuk meningkatkan dominasi di bisnis nasabah principal (wholesale) dan tumbuh berdasarkan ecosystem driven growth maupun sektor unggulan di wilayah untuk segmen retail agar menghasilkan portfolio yang lebih berkualitas," jelas Ali.

Lebih lanjut Ali menyebut Bank Mandiri akan menggenjot penyaluran kredit ke industri pengolahan atau manufaktur melalui strategi pengembangan dan optimalisasi bisnis.

Bank Mandiri optimis sampai dengan akhir tahun 2024 pertumbuhan kredit secara keseluruhan dapat tumbuh di kisaran 16%-18% dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian agar kualitas kredit tetap terjaga di level yang optimal.

Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatatkan penyaluran kredit ke industri pengolahan pada semester I-2024, dimana BCA telah menyalurkan kredit ke sektor manufaktur sebesar Rp 181,5 triliun, atau tumbuh sebesar 13,5% yoy.

EVP Corporate and Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, pihaknya mendukung pengembangan industri manufaktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit secara prudent

"Kami berharap penyaluran kredit ke sektor manufaktur dapat terus bertumbuh, selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif di tengah tantangan dan dinamika perekonomian global," ungkap Hera kepada Kontan.

Ke depannya, BCA berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya dengan mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor.

Baca Juga: BCA Catat Rekening Simpanan Sampai Rp100 Juta Naik 7% di Semester I-2024

Adapun terkait sub sektor industri pengolahan yang dihindari, Hera mengatakan BCA terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit, dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan berdasarkan aktivitas usaha debitur dan terus mengawasi penggunaan kredit yang diberikan. BCA sendiri tetap dengan fokus menargetkan pertumbuhan total kredit sebesar 9-10%, dengan membidik berbagai sektor potensial.

Asal tahu saja, industri pengolahan menjadi sektor yang menjadi kontributor utama dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2024, tercatat total penyaluran kredit perbankan ke sektor industri pengolahan mencapai Rp 1.153,91 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 9,72% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.051,68 triliun per Mei 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae telah memproyeksikan penyaluran kredit perbankan pada sektor pengolahan seperti manufaktur akan tumbuh drastis sesuai target di kisaran 9% sampai 11% yoy hingga akhir tahun 2024.

Dian mengatakan, beberapa subsektor industri pengolahan diperkirakan sebagai sumber pertumbuhan tahun 2024, yakni industri otomotif, industri turunan produk minyak kelapa sawit (CPO), serta hilirisasi produk pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih