Toshiba gempur pasar LCD lewat TV baterai



JAKARTA. Melihat sering padamnya listrik PLN di pelanggan rumah tangga, Toshiba melihat peluang jualan dengan meluncurkan televisi dengan tenaga cadangan baterai bernama Power TV. Televisi berjenis LCD dan LED ini bisa menyimpan tenaga listrik hingga dua jam sekalipun listrik padam."Kami luncurkan untuk hadapi persaingan pasar televisi LCD dan LED yang kian ketat," kata Fransisca Maya, Senior Manager Marketing PT Toshiba Visual Media Network Indonesia Rabu (5/1). Power TV sendiri ada tiga jenis, pertama Power Booster 1 (PB1), Power Saver 1 (PS1) dan Power Charger 1 (PC1). Ketiganya diklaim sebagai seri televisi yang mempunyai kebutuhan fitur hemat energi, dengan konsumsi listrik antara 100 watt hingga 39 watt. Produk ini di pasaran dijual dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. "Ke depan harga bisa saja turun karena kompetisi," tambahnya. Agar penjualan moncer, Toshiba berpromosi dengan memberikan secara gratis ribuan televisi ke sekolah daerah terpencil. Toshiba pun berani menargetkan ketiga produk ini penjualannya akan berkontribusi sebesar 40% hingga 50%."Produk baru ini bakal menyumbang besar atas pendapatan kami," katanya. Menurut Francisca, pangsa pasar televisi LCD dan LED ini masih 15% dari total volume jenis televisi di Indonesia. Pasar televisi secara keseluruhan tumbuh 10% dari 2009 ke 2010. Nah pada tahun 2011 akan tumbuh 9%, sedangkan pasar LCD dan LED tumbuh 77% dari tahun 2009 ke 2010. Tapi pasar LCD dan LED hanya akan tumbuh 36% di tahun 2011 karena pengaruh inflasi."Kami targetkan tumbuh dua kali lipat, atau di atas pertumbuhan pasar LCD dan LED," kata Francisca. Saat ini banyak daerah yang infrastruktur dan pasokan listriknya rendah. Artinya ada kebutuhan konsumen untuk memakai televisi yang bisa menangkap signal dan menyimpan tenaga listrik lebih besar. Toshiba saat ini ada di peringkat ke 5 dan menguasai 12% pangsa pasar."Kami targetnya tahun 2012 bisa nomor satu yakni ke porsi 15%," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.