KONTAN.CO.ID – JAKARTA.
PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) berupaya merawat kinerja dengan menjaga pertumbuhan aset di tengah tekanan industri. Per November 2025, BSWD mencatatkan total aset sebesar Rp 6,94 triliun, tumbuh 6,41% secara tahunan (
year-on-year/yoy). Hasil ini terdorong pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 5,52% yoy menjadi Rp 4,18 triliun. Meski masih berhasil tumbuh, Direktur Keuangan Bank of India Indonesia Rahmat Hendratama mengaku tekanan kredit industri perbankan juga dialami oleh pihaknya.
“Kita ketahui pertumbuhan kredit industri saat ini melemah, ini juga berdampak kepada bank kami yang mana
demand dari kredit ikut menurun dan utilisasi dari kredit di bank juga sangat rendah dibanding fasilitas yang sudah disetujui,” jelas Rahmat dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (17/12/2025). Itu juga nampak dari kualitas kredit bank yang menurun, dengan rasio kredit macet (
non performing loan/NPL) di level 6,12%. Sebagai perbandingan, pada Desember 2024 posisinya masih di 6,02%.
Baca Juga: Prudential Indonesia Bukukan Premi Rp 15,2 Triliun hingga Kuartal III-2025 Nah untuk mengamankan posisi kredit, Rahmat bilang bank mengambil opsi memperbesar biaya impairment jadi sebesar Rp 116,56 miliar, naik dari nominal Rp 93,90 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Belum lagi, beban operasional bank terpantau ikut naik menjadi Rp 143,89 miliar dari Rp 108,09 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan begitu, meski pendapatan bunga bersih naik 1,29% yoy menjadi Rp 257,83 miliar dan pendapatan non bunga (
fee based income) naik 23,18% yoy menjadi Rp 49,05 miliar, laba bersih tahun berjalan bank turun menjadi Rp 32,95 miliar dari posisi Rp 70,68 miliar tahun lalu. Meski begitu, dengan rasio kecukupan modal (
capital adequacy ratio/CAR) yang solid di 88,68%, Rahmat bilang bank memiliki ruang yang memadai untuk melakukan ekspansi bisnis. Salah satunya melalui penguatan digital. Sejumlah inisiatif yang telah mulai digarap sejak kuartal akhir 2025 dan bakal berlanjut hingga 2026 nanti adalah peluncuran kartu debit, QRIS Acquirer untuk pembayaran dengan merchant, QRIS Tuntas (tarik tunai, transfer, dan setor tunai), serta layanan
cash in-cash out di Indomaret melalui mobile banking.
Rencana Penghapusan KBMI 1
Menanggapi wacana penghapusan kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI 1) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktur Operasional Bank of India Indonesia Carolina Dina Rusdiana mengaku bank telah menyiapkan diri. “Kami sudah menyiapkan diri secara informal, berdiskusi dengan para pemegang saham, tetapi keputusannya tetap kepada pemegang saham,” ungkap Carolina dalam kesempatan yang sama. Yang pasti, dalam jangka pendek ini bank tidak memiliki rencana penambahan modal atau aksi korporasi tertentu. Namun, Bank of India Indonesia tetap terbuka terhadap opsi strategis jangka panjang.
Baca Juga: OONA Insurance Gandeng ASTINDO Jawa Barat Perkuat Asuransi Perjalanan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News