Total Bangun Persada akan kantongi kontrak baru Rp 1 triliun dari dua proyek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) akan segera mengantongi kontrak baru lebih dari Rp 1 triliun dalam waktu dekat. Pasalnya, perusahaan konstraktor swasta ini telah meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding/MoU dengan dua pengembang untuk membangun dua proyek highrise building.

Kedua proyek tersebut adalah proyek The Smith SOHO Office di Alam Sutera milik PT Triniti Dinamik dan proyek kondominium resort The Haven Lagoi Bay di Pulau Bintan milik pengembang Singapura yaitu PT The Haven Bintan.

Janti Komadjaja, Persiden Direktur PT Total Bangun Persada Tbk mengatakan, nilai kontrak kedua proyek itu masih dinegosiasikan. Namun, perkiraan sementara perusahaan, nilainya bisa hampir Rp 1 triliun. "Kita sudah ditunjuk, tetapi untuk nilai kontraknya masih kita bahas dan akan selesai dalam waktu dekat," kata Janti kepada Kontan.co.id, Senin (21/5).


Di proyek The Smith SOHO Office, TOTL ditunjuk sebagai kontraktor utama untuk pengerjaan struktur. Proyek ini merupakan gedung satu tower yang mengusung konsep mixed use development dimana di dalam akan merangkup 438 unit hunian, 100 unit SOHO, dan 112 unit kantor. Proyek ini akan dikerjakan Total Bangun Persada dalam waktu 27 bulan dan ditargetkan rampung pada kuartal II-2020.

Sementara proyek The Haven Lagoi Bay di Pulau Bintan, TOTL akan membangun tahap I sebanyak dua tower kondomium. Proyek ini akan digarap bersama dengan kontraktor asal China yaitu China Yunnan Construction Investment Holding Group Co Ltd. Nilai investasi proyek ini mencapai S$ 288 juta atau setara Rp 2,88 triliun.

Selain dua proyek itu, Janti mengatakan, pihaknya masih mengikuti banyak tender proyek gedung-gedung lain sehingga potensi untuk mendapatkan kontrak baru masih cukup besar. Meski begitu, TOTL tidak memiliki rencana untuk mengubah target tahun ini. "Target kami tetap Rp 4 triliun," ujarnya.

Hingga akhir April 2018, TOTL telah mencatatkan kontrak Rp 280 miliar. Itu didapat dari beberapa proyek, salah satunya adalah hotel di Bengkulu dengan nilai kontrak sebesar Rp 75 miliar.

Sebelumnya, Mahmila Sugiyo, Sekretaris Perusahaan TOTL mengatakan, pihaknya masih akan fokus menjalankan bisnis jasa konstruksi khusus pembangunan proyek gedung-gedung premium baik itu perkantoran maupun hunian. Oleh karena itu, perusahaan akan tetap selektif dalam membidik kontrak-kontrak baru.

Perusahaan memilih fokus di gedung highrise premium karena perusahaan sudah memiliki keahlian di segmen tersebut. Dia mengungkapkan, saat ini TOTL masih memiliki kontrak baru di dalam pipeline sebesar Rp 6,31 triliun. Ini terdiri proyek apartemen Rp 1,64 triliun, perkantoran Rp 1,55 triliun , hotel sekitar Rp 1,18 triliun, dan proyek mixed use senilai Rp 1,95 miliar. Sebagian proyek -proyek tersebut berlokasi di Jabodetabek.

Dalam membidik kontrak-kontrak baru itu, TOTL lebih banyak maju seorang diri. Tetapi untuk proyek yang nilainya cukup besar, perusahaan mengikuti tender lewat kerja sama operasi (KSO) dengan partner. Saat ini, TOTL tengah menggarap tiga proyek KSO yang kontraknya didapat pada tahun 2017.

"Dalam mengincar proyek itu hal utama yang dilihat karena sesuai keahlian kita. Selanjutnya yyang kami perhatikan siapa pemilik proyek, kami mau masuk kalau pemberi kerja memiliki track record yang bagus," jelasnya Mahmilan.

Lantaran masih tetap fokus di bisnis jasa konstruksi, TOTL tidak membutuhkan belanja modal yang besar. Tahun ini, perusahaan hanya menganggarkan capital expenditure (capex) sekitar Rp 50 miliar yang diguanakan untuk pembelian peralatan pendukung pekerjaan konstruksi.

Tahun ini, Total Bangun Persada optimis bisa mencatatkan kinerja keuangan. Perusahaan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 3,1 triliun dan laba bersih sebesar Rp 250 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi