JAKARTA. Total E&P Indonesie mengaku tidak bisa mencapai target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah tahun ini, yakni sebanyak 2.000 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd). Perusahaan migas asal Perancis itu hanya bisa menghasilkan minyak di bawah 2.000 juta mmscfd.Vice President Human Resources, Communications, General Services, dan Audit Total E&P, A.Noviyanto menyatakan pihaknya telah berupaya menahan produksi Blok Mahakam agar tidak turun drastis. Tetapi, Total mengaku tidak bisa mempertahankan produksi di kisaran 2.400 mmscfd seperti waktu 2010 lalu.“Puncak produksi di awal tahun ini 2.200 mmscfd, kemudian turun terus. Kami perkirakan, rata-rata produksi hingga akhir tahun nanti hanya 1.900 mmscfd,” kata dia di Jakarta, akhir pekan lalu.Total mengklaim, telah berinvestasi besar-besaran untuk Blok Mahakam. Tahun ini saja, investasi untuk blok di Kalimantan Timur tersebut mencapai sekitar US$ 2 miliar atau setara dengan 90% keseluruhan investasi Total. Perusahaan migas asal Perancis tersebut berupaya menahan laju penurunan produksi (natural decline) dengan mengebor sumur pengembangan dan sumur sisipan.“Kami mengebor rata-rata 100 sumur per tahun dengan biaya sekitar US$ 1 miliar. Kami berharap ada tambahan produksi dari pengeboran ini,” jelas Noviyanto. Selain itu, Total juga melakukan perawatan dan optimalisasi produksi dengan berbagai teknologi terhadap sumur-sumur eksisting.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Total E&P akui tak bisa capai target produksi
JAKARTA. Total E&P Indonesie mengaku tidak bisa mencapai target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah tahun ini, yakni sebanyak 2.000 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd). Perusahaan migas asal Perancis itu hanya bisa menghasilkan minyak di bawah 2.000 juta mmscfd.Vice President Human Resources, Communications, General Services, dan Audit Total E&P, A.Noviyanto menyatakan pihaknya telah berupaya menahan produksi Blok Mahakam agar tidak turun drastis. Tetapi, Total mengaku tidak bisa mempertahankan produksi di kisaran 2.400 mmscfd seperti waktu 2010 lalu.“Puncak produksi di awal tahun ini 2.200 mmscfd, kemudian turun terus. Kami perkirakan, rata-rata produksi hingga akhir tahun nanti hanya 1.900 mmscfd,” kata dia di Jakarta, akhir pekan lalu.Total mengklaim, telah berinvestasi besar-besaran untuk Blok Mahakam. Tahun ini saja, investasi untuk blok di Kalimantan Timur tersebut mencapai sekitar US$ 2 miliar atau setara dengan 90% keseluruhan investasi Total. Perusahaan migas asal Perancis tersebut berupaya menahan laju penurunan produksi (natural decline) dengan mengebor sumur pengembangan dan sumur sisipan.“Kami mengebor rata-rata 100 sumur per tahun dengan biaya sekitar US$ 1 miliar. Kami berharap ada tambahan produksi dari pengeboran ini,” jelas Noviyanto. Selain itu, Total juga melakukan perawatan dan optimalisasi produksi dengan berbagai teknologi terhadap sumur-sumur eksisting.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News