Total E&P Indonesie punya pemimpin anyar



JAKARTA. Per 1 Januari 2017 President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) akan dijabat oleh Arividya Noviyanto. Jabatan ini juga sekaligus menjadikan dirinya sebagai group representative untuk Indonesia. Penunjukan dilakukan oleh induk usaha yakni Total Exploration & Production. Pejabat sebelumnya, Hardy Pramono akan memasuki masa persiapan pensiun.

Arividya sebelumnya menjabat sebagai VP of Finance, Human Resources, General Services and Communication. Dirinya merupakan orang Indonesia kedua yang menjabat pucuk pimpinan di TEPI. Fokus utamanya dalam memimpin TEPI adalah menahan penurunan produksi di Blok Mahakam dan memastikan proses transisi operator dari TEPI ke Pertamina berjalan dengan baik.

Seperti diketahui, TEPI yang merupaan operator dengan 50% participating interest bersama-sama dengan Inpex yang kuasai 50% lainnya akan mengakhiri kontraknya yang sduah berjalan hampir 50 tahun, tepat pada akhir tahun ini.


Dia bilang, tahun ini investasi TEPI akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Apalagi dengan situasi harga minyak dunia dan kontrak PSC yang menjelang berakhir. "Kami memproduksi minyak dan gas di blok yang sudah mature, sehingga penurunan produksi secara alamiah adalah tantangan yang harus kami kelola," ujarnya dalam keterangan resmi, (5/1).

Meski mengoperasikan banyak lapangan tua di Blok Mahakam, TEPI  dengan dukungan SKK Migas memproduksi gas atau inlet pada 2016 mencapai rata-rata 1,64 BCFD dan 64.000 BOD likuid atau minyak dan kondensat. Untuk tahun 2017, TEPI memproyeksikan produksi di Blok Mahakam mencapai 1,43 BCFD untuk gas, dan 53.000 BOD untuk likuid sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran 2017.

Mulai 1 Januari 2018, pemerintah telah menunjuk PT Pertamina Hulu Mahakam sebagai operator baru per 1 Januari 2018. Tahun 2017 ini akan menjadi krusial untuk proses transisi ini. Dan untuk tujuan tersebut TEPI telah membentuk sebuah unit khusus pada Desember 2015 bernama Transition Mahakam Operatorship (TMO) untuk memuluskan proses transisi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini