JAKARTA. PT Total E&P Indonesie menyiapkan anggaran dana sebesar US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar pada tahun ini untuk kebutuhan investasi blok Mahakam. Blok Mahakam merupakan salah satu proyek gas yang membutuhkan banyak nilai investasi karena memiliki cadangan gas yang cukup besar. Pada tahun 2011, blok Mahakam memproduksi gas sebesar 2,2 miliar kaki kubik perhari. Sekitar 82% pasokan kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur berasal dari Blok Mahakam."Kebanyakan dana investasi di blok Mahakam kita habiskan di lapangan Tunu dan Pechiko," kata Presiden Direktur dan General Manager Total E&P Indonesie, Elisabeth Proust kepada KONTAN, Rabu (29/2).Hingga saat ini, Total E&P Indonesie sudah melakukan pengeboran 1.518 sumur eksplorasi dan 840 sumur produksi. Tahun lalu, dengan menggunakan 9 rig, Total E&P Indonesie melakukan pengeboran di 128 sumur. Menurut Elisabeth, Total E&P Indonesie bekerja keras untuk menekan laju penurunan produksi alamiah. Pada tahun 2011, Total E&P Indonesie berhasil menekan laju penurunan produksi alamiah dari 10% menjadi 3%. Untuk membatasi laju penurunan produksi secara ilmiah, perusahaan migas asal Perancis ini melakukan beberapa cara, diantaranya membangun sumur-sumur gas dangkal yang sebelumnya tidak ditargetkan. Selain itu juga Total E&P Indonesie melakukan pengeboran dengan jarak ruang yang lebih sempit dan melakukan akuisisi seismik besar-besaran. Potensi gas di blok Mahakam cukup besar, makanya, lanjut Elisabeth, Total E&P Indonesie berencana untuk mengajukan perpanjangan setelah berakhirnya pre sharing contract (psc) pada 2017 nanti. "Kami juga masih ingin bekerja sama dengan PT Pertamina sebagai perusahaan nasional migas," kata Elisabeth.Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) berniat untuk mengambil alih blok Mahakam dan menjadi operator setelah tahun 2017. Ini berarti, PT Pertamina dan Total E&P Indonesie harus berebut untuk mendapatkan blok ini. Baik Pertamina maupun Total E&P Indonesie sama-sama ingin menjadi operator blok."Kami sudah investasi selama kurun waktu 20 tahun. Kami ingin kerjasama dengan Pertamina. Semoga tahun ini kita mendapatkan win-win solution dengan Pertamina," jelas Elisabeth.Meski kontrak PSC akan selesai pada 2017, Total E&P Indonesia masih terus melakukan pembangunan lapangan-lapangan baru di blok Mahakam. "Kita baru saja menginstal tiga platform baru untuk mengembangkan dua lapangan dan rencananya akan onstream pada Januari 2013," terang Elisabeth.Tahun lalu, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (BP Migas) telah memberikan tiga persetujuan rencana pembangunan (Plan of Development/PoD) untuk tahapan pembangunan baru di Tunu dan Pechiko (dua platform di lapangan Tunu dan satu platform di Pechiko). Diharapkan pada kuartal kedua tahun 2013, Lapangan Tunu dan Pechiko sudah berproduksi. Ketiga PoD ini akan memproduksi gas sebesar 0,55 triliun kaki kubik (TCF).Setelah dimulainya lapangan sisi Nubi pada 2007, pembangunan lapangan Stupa dan Mandu juga sedang berjalan. Targetnya, dua lapangan ini akan berproduksi pada 2013. Diperkirakan Lapangan Stupa akan memproduksi gas sebesar 170 juta kaki kubik perhari (MMSCFD). Sedangkan produksi lapangan Mandu sebesar 120 MMSCFD. Nilai investasi yang dikeluarkan oleh Total E&P Indonesia untuk proyek ini mencapai US$ 392 juta."Untuk Indonesia, blok Mahakam memiliki nilai dan Total E&P Indonesia membutuhkan jaminan keberlangsungan (ensure continuity) untuk menggarap blok ini," kata Elisabeth.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Total E&P investasi US$ 2 miliar untuk proyek gas
JAKARTA. PT Total E&P Indonesie menyiapkan anggaran dana sebesar US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar pada tahun ini untuk kebutuhan investasi blok Mahakam. Blok Mahakam merupakan salah satu proyek gas yang membutuhkan banyak nilai investasi karena memiliki cadangan gas yang cukup besar. Pada tahun 2011, blok Mahakam memproduksi gas sebesar 2,2 miliar kaki kubik perhari. Sekitar 82% pasokan kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur berasal dari Blok Mahakam."Kebanyakan dana investasi di blok Mahakam kita habiskan di lapangan Tunu dan Pechiko," kata Presiden Direktur dan General Manager Total E&P Indonesie, Elisabeth Proust kepada KONTAN, Rabu (29/2).Hingga saat ini, Total E&P Indonesie sudah melakukan pengeboran 1.518 sumur eksplorasi dan 840 sumur produksi. Tahun lalu, dengan menggunakan 9 rig, Total E&P Indonesie melakukan pengeboran di 128 sumur. Menurut Elisabeth, Total E&P Indonesie bekerja keras untuk menekan laju penurunan produksi alamiah. Pada tahun 2011, Total E&P Indonesie berhasil menekan laju penurunan produksi alamiah dari 10% menjadi 3%. Untuk membatasi laju penurunan produksi secara ilmiah, perusahaan migas asal Perancis ini melakukan beberapa cara, diantaranya membangun sumur-sumur gas dangkal yang sebelumnya tidak ditargetkan. Selain itu juga Total E&P Indonesie melakukan pengeboran dengan jarak ruang yang lebih sempit dan melakukan akuisisi seismik besar-besaran. Potensi gas di blok Mahakam cukup besar, makanya, lanjut Elisabeth, Total E&P Indonesie berencana untuk mengajukan perpanjangan setelah berakhirnya pre sharing contract (psc) pada 2017 nanti. "Kami juga masih ingin bekerja sama dengan PT Pertamina sebagai perusahaan nasional migas," kata Elisabeth.Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) berniat untuk mengambil alih blok Mahakam dan menjadi operator setelah tahun 2017. Ini berarti, PT Pertamina dan Total E&P Indonesie harus berebut untuk mendapatkan blok ini. Baik Pertamina maupun Total E&P Indonesie sama-sama ingin menjadi operator blok."Kami sudah investasi selama kurun waktu 20 tahun. Kami ingin kerjasama dengan Pertamina. Semoga tahun ini kita mendapatkan win-win solution dengan Pertamina," jelas Elisabeth.Meski kontrak PSC akan selesai pada 2017, Total E&P Indonesia masih terus melakukan pembangunan lapangan-lapangan baru di blok Mahakam. "Kita baru saja menginstal tiga platform baru untuk mengembangkan dua lapangan dan rencananya akan onstream pada Januari 2013," terang Elisabeth.Tahun lalu, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (BP Migas) telah memberikan tiga persetujuan rencana pembangunan (Plan of Development/PoD) untuk tahapan pembangunan baru di Tunu dan Pechiko (dua platform di lapangan Tunu dan satu platform di Pechiko). Diharapkan pada kuartal kedua tahun 2013, Lapangan Tunu dan Pechiko sudah berproduksi. Ketiga PoD ini akan memproduksi gas sebesar 0,55 triliun kaki kubik (TCF).Setelah dimulainya lapangan sisi Nubi pada 2007, pembangunan lapangan Stupa dan Mandu juga sedang berjalan. Targetnya, dua lapangan ini akan berproduksi pada 2013. Diperkirakan Lapangan Stupa akan memproduksi gas sebesar 170 juta kaki kubik perhari (MMSCFD). Sedangkan produksi lapangan Mandu sebesar 120 MMSCFD. Nilai investasi yang dikeluarkan oleh Total E&P Indonesia untuk proyek ini mencapai US$ 392 juta."Untuk Indonesia, blok Mahakam memiliki nilai dan Total E&P Indonesia membutuhkan jaminan keberlangsungan (ensure continuity) untuk menggarap blok ini," kata Elisabeth.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News