Total Investasi Asuransi Umum Naik, Industri Siapkan Strategi Investasi di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Total investasi industri asuransi umum di Tanah Air menunjukkan performa positif hingga kuartal III 2023 atau September 2023. Untuk tahun 2024, para pelaku industri asuransi umum tengah mengatur strategi investasi yang bakal dijalankan.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), total investasi asuransi umum tumbuh 9,02% year on year (yoy) menjadi Rp 98,64 triliun di kuartal II 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 90,47 triliun.

Adapun instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) masih menempati urutan nomor wahid sebagai penopang naiknya investasi tersebut, sebesar 33,3% dengan nilai Rp 32,82 triliun.


Baca Juga: AAUI: Total Investasi Asuransi Umum Capai Rp 98,64 Triliun di Kuartal III-2023

PT Asuransi Astra Buatan (Asuransi Astra) mencatat adanya peningkatan jumlah investasi sebesar 10,05% menjadi Rp 13,80 triliun sepanjang tahun berjalan (Ytd) hingga September 2023, dibandingkan Desember 2022 senilai Rp 12,54 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan, meningkatnya jumlah investasi tersebut disokong oleh instrumen reksadana yang naik 4,3% Ytd menjadi Rp 9,46 triliun di September 2023, dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp 9,07 triliun.

Head Communication and Customer Service Management Asuransi Astra, Laurentius Iwan Pranoto menyampaikan, pihaknya konsisten menerapkan kehatia-hatian (prudent) dalam manajemen keuangan.

“Asuransi Astra konsisten menerapkan prudent management practice dalam proses underwriting, mengelola operating expense, mengelola aset investasi sehingga tidak hanya top line bertumbuh, namun profitability baik dari operating income dan hasil investasi terus bertumbuh,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (30/11).

Sayangnya, Iwan tak menyebutkan bagaimana target dan strategi investasi perusahaan di tahun depan. Alasannya, karena portofolio strategi Asuransi Astra tidak hanya membahas persoalan investasi.

PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) juga membukukan peningkatan jumlah investasi hingga periode September 2023.

Direktur Keuangan ACPI, Grace Juliana menyampaikan total investasi perusahaan tumbuh 17,38% year on year (yoy) menjadi Rp 296,26 miliar per September 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 252,56 miliar.

Grace menyebutkan, pertumbuhan investasi itu disumbang dari instrumen deposito dan reksadana yang masing-masing menyumbang sebesar 50% dan 30% dari total investasi.

Baca Juga: AAJI Catat Pendapatan Premi Produk Tradisional Meningkat Sedangkan Unit Link Turun

“Target investasi sampai dengan akhir tahun Rp 298,83 miliar. Artinya 99% sudah tercapai,” katanya kepada KONTAN.

Grace mengungkapkan, seiring target pertumbuhan premi di tahun 2024, ACPI optimstis total investasi juga akan naik. Hal ini, kata dia, juga memperhatikan sentimen Pemilu di tahun 2024.

“Tanpa mengesampingkan pesta demokrasi (pemilu) yang juga menjadi salah satu indikatornya. Target investasi 2024 baru akan ditentukan pada Raker Nasional bulan Desember 2023,” ungkapnya.

Meski demikian, Grace menambahkan, pihaknya bakal tetap melakukan hal yang sama dalam penempatan investasi di tahun depan. Di antaranya, instrumen deposito dan reksadana untuk menjaga likuiditas perusahaan.

Sementara itu, PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) mencatat bahwa total investasi perusahaan tumbuh 12% yoy menjadi Rp 1,8 triliun hingga September 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Aswata, Christian Wanandi menyebutkan porsi investasi perusahaan paling banyak ditempatkan pada instrumen obligasi. Pihaknya optimis di tahun ini mampu mengantongi hasil investasi yang positif.

“Target kita mungkin sekitar Rp 130 miliar untuk hasil investasi. Untuk tahun 2024 target kita naik sekitar 10% saja dengan strategi yang sama dengan tahun ini,” tuturnya kepada KONTAN.

Christian menambahkan bahwa penempatan investasi Aswata di tahun 2024 mendatang akan lebih kepada konservatif investasi.

“(Tahun depan penempatan investasi) lebih banyak ke money market investment,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi