KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah merilis kinerja keuangan
full year tahun 2020, pada Jumat (16/7) lalu. Hasilnya, pendapatan Garuda Indonesia menyusut 67,40%
year-on-year (yoy) menjadi US$ 1,49 miliar. Dari sisi
bottom line, Garuda Indonesia menderita rugi bersih US$ 2,44 miliar di 2020, membengkak 6.174% dibandingkan rugi bersih 2019 senilai US$ 38,94 juta.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) meraih pendapatan usaha US$ 1,4 miliar di tahun 2020 Untuk neraca keuangan 2020, Garuda Indonesia mencatatkan total aset US$ 10,79 miliar, mananjak 141,93% dibandingkan total aset 2019 senilai US$ 4,46 miliar. Di sisi lain, Garuda Indonesia mencatatkan ekuitas negatif pada tahun lalu, yakni minus US$ 1,94 miliar. Di tahun 2019, GIAA masih membukukan ekuitas positif, yaitu US$ 582 juta. Sedangkan total kewajiban Garuda Indonesia pada tahun lalu mencapai US$ 12,73 miliar, melonjak 228,94% dibandingkan posisi 2019 yang sebesar US$ 3,87 miliar. Secara rinci, kewajiban Garuda Indonesia pada 2020 meliputi kewajiban jangka panjang sebesar US$ 8,44 miliar dan kewajiban jangka pendek US$ 4,29 miliar.
Baca Juga: Bisnis kargo Citilink melesat saat pandemi Covid-19 Total kewajiban Grup Garuda Indonesia terdiri dari pinjaman bank senilai US$ 299,23 juta (jangka panjang) dan US$ 51,07 juta (jangka pendek); utang obligasi US$ 492,07 juta (jangka pendek); kewajiban sewa US$ 4,49 miliar (jangka panjang) dan US$ 1,51 miliar (jangka pendek).
Kemudian kewajiban imbalan kerja US$ 100,09 juta (jangka panjang) dan US$ 17,85 juta (jangka pendek); liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat US$ 2,96 miliar (jangka panjang) dan US$ 25,12 juta (jangka pendek); serta pinjaman efek beragun aset US$ 51,05 juta (jangka panjang) dan US$ 25,52 juta (jangka pendek). Berikut ini daftar pinjaman bank jangka panjang Garuda Indonesia dan anak usahanya:
Penerima Pinjaman | Pemberi Pinjaman | Saldo Pinjaman |
Garda Indonesia | Bank BRI | US$ 29,29 juta |
Citilink | KEB Hana Indonesia | US$ 10 juta |
GMF Aero Asia | Bank BRI | US$ 105,43 juta |
GMF Aero Asia | Bank BNI | US$ 50,99 juta |
GMF Aero Asia | Maybank Indonesia | US$ 37,27 juta |
GMF Aero Asia | Indonesia Infrastructure Finance | US$ 24,79 juta |
Aerofood Indonesia | Bank BNI | US$ 1,96 juta |
Aerotrans Services Indonesia | Bank BCA | US$ 0,13 juta |
Sumber: Laporan keuangan GIAA
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro