JAKARTA. Satu per satu, perusahaan asing mengincar bisnis ritel bahan bakar minyak (BBM). Yang terbaru adalah Total, perusahaan minyak dan gas (migas) asal Prancis yang mulai menancapkan kukunya di bisnis menguntungkan ini. Melalui anak usahanya, PT Total Oil Indonesia, Total mengoperasikan dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sejak bulan lalu. "Sejak ada deregulasi pasar ritel BBM akhir 2005, kami menilai Indonesia sebagai pasar potensial," ujar Thierry Pflimlin, Senior Vice President Refining and Marketing Total Oil Asia Pacific, Senin (23/3). Dua SPBU yang telah beroperasi ini adalah bagian pertama dari target lima SPBU yang akan buka tahun ini. Dalam waktu dekat, Total akan mulai membangun tiga SPBU lainnya di BSD, Tangerang, dan Warung Buncit. "Target kami, dalam lima tahun ke depan, mempunyai 200 SPBU di beberapa kota besar di Indonesia," kata Piotr Janiw, Managing Director and CEO PT Total Oil Indonesia. Total harus menginvestasikan tak kurang dari US$ 2 juta untuk membangun satu SPBU dengan mematok target penjualan 10.000 liter per hari. SPBU Total menjual tiga jenis BBM yakni Performance 95 dengan harga perdana Rp 6.500 per liter, Performance 92 dengan harga Rp 5.900 per liter, dan Performance Diesel seharga Rp 6.900 per liter. Di balik masuknya Total ke bisnis ritel BBM, Pflimlin tidak memungkiri bahwa ke depan, perusahaannya juga mengincar pasar BBM bersubsidi. Total masih punya kesempatan di bisnis ini. "Saat ini, Pertamina masih dominan. Tapi, kami tetap memiliki peluang dengan mengutamakan produk dan pelayanan," ujarnya. Masuknya Total dalam bisnis ritel BBM akan membuat persaingan semakin menarik. "Masyarakat menjadi banyak pilihan. Kami juga akan terus ekspansi," kata Vice President Business Development PT Shell Indonesia Wally Shaleh. Saat ini, Shell sudah memiliki 33 SPBU di Indonesia. Pertamina juga tak gentar dengan langkah ekspansi perusahaan migas asing di bisnis ritel BBM. "Pertamina selalu siap berkompetisi," tandas Juru Bicara Pertamina Anang Rizkani Noor. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menandaskan, kelak pasar ritel BBM di Indonesia akan berbentuk oligopoli, sementara Pertamina tetap memegang posisi dominan. "Silakan pemain asing masuk. Tapi, saya ingin Pertamina tetap menjadi pemimpin pasar," ujar Purnomo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Total Oil indonesia Incar Bisnis Ritel BBM
JAKARTA. Satu per satu, perusahaan asing mengincar bisnis ritel bahan bakar minyak (BBM). Yang terbaru adalah Total, perusahaan minyak dan gas (migas) asal Prancis yang mulai menancapkan kukunya di bisnis menguntungkan ini. Melalui anak usahanya, PT Total Oil Indonesia, Total mengoperasikan dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sejak bulan lalu. "Sejak ada deregulasi pasar ritel BBM akhir 2005, kami menilai Indonesia sebagai pasar potensial," ujar Thierry Pflimlin, Senior Vice President Refining and Marketing Total Oil Asia Pacific, Senin (23/3). Dua SPBU yang telah beroperasi ini adalah bagian pertama dari target lima SPBU yang akan buka tahun ini. Dalam waktu dekat, Total akan mulai membangun tiga SPBU lainnya di BSD, Tangerang, dan Warung Buncit. "Target kami, dalam lima tahun ke depan, mempunyai 200 SPBU di beberapa kota besar di Indonesia," kata Piotr Janiw, Managing Director and CEO PT Total Oil Indonesia. Total harus menginvestasikan tak kurang dari US$ 2 juta untuk membangun satu SPBU dengan mematok target penjualan 10.000 liter per hari. SPBU Total menjual tiga jenis BBM yakni Performance 95 dengan harga perdana Rp 6.500 per liter, Performance 92 dengan harga Rp 5.900 per liter, dan Performance Diesel seharga Rp 6.900 per liter. Di balik masuknya Total ke bisnis ritel BBM, Pflimlin tidak memungkiri bahwa ke depan, perusahaannya juga mengincar pasar BBM bersubsidi. Total masih punya kesempatan di bisnis ini. "Saat ini, Pertamina masih dominan. Tapi, kami tetap memiliki peluang dengan mengutamakan produk dan pelayanan," ujarnya. Masuknya Total dalam bisnis ritel BBM akan membuat persaingan semakin menarik. "Masyarakat menjadi banyak pilihan. Kami juga akan terus ekspansi," kata Vice President Business Development PT Shell Indonesia Wally Shaleh. Saat ini, Shell sudah memiliki 33 SPBU di Indonesia. Pertamina juga tak gentar dengan langkah ekspansi perusahaan migas asing di bisnis ritel BBM. "Pertamina selalu siap berkompetisi," tandas Juru Bicara Pertamina Anang Rizkani Noor. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menandaskan, kelak pasar ritel BBM di Indonesia akan berbentuk oligopoli, sementara Pertamina tetap memegang posisi dominan. "Silakan pemain asing masuk. Tapi, saya ingin Pertamina tetap menjadi pemimpin pasar," ujar Purnomo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News