Total penerbitan reksadana baru capai 159 produk, diramaikan reksadana terproteksi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penerbitan produk reksadana baru sejak awal tahun hingga 14 Agustus 2020 paling banyak datang dari reksadana terproteksi. Secara total jumlah produk reksadana baru mencapai 159 produk.

Berdasarkan data Infovesta utama, jumlah produk reksadana terproteksi baru yang meluncur hingga 14 Agustus 2020 ada 82 produk. Sementara, produk reksadana baru yang meluncur terbanyak kedua datang dari reksadana pasar uang di 28 produk.

Selanjutnya, produk reksadana campuran baru juga meluncur sebanyak 13 produk di periode yang sama. Sementara, sebanyak 10 produk reksadana saham baru ikut meramaikan bersama dengan 7 produk reksadana exchange traded fund (ETF) baru. Adapun dua produk reksadana penyertaan terbatas ikut meluncur.


Baca Juga: Menyoal Pengawasan Industri Keuangan

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana, menjelaskan, reksadana terproteksi jadi yang paling banyak meluncur karena setiap tahun ada reksadana terproteksi yang jatuh tempo dan umumnya akan digantikan dengan produk reksadana terproteksi yang baru.

Di sisi lain minat investor terhadap reksadana terproteksi memang tinggi. Penyebabnya, reksadana ini memiliki aset berupa obligasi yang di tahun ini kinerjanya paling moncer.

"Saat pandemi, reksadana terproteksi jadi menarik untuk investasi jangka 3-5 tahun karena bisa berikan imbal hasil optimal jika asetnya obligasi pemerintah dengan risiko yang terukur," kata Wawan.

Sedangkan, para manajer investasi juga cukup banyak menerbitkan reksadana pasar uang. Wawan memandang di tengah pandemi MI melihat akan banyak dana yang bisa diparkirkan di reksadana ini.

Baca Juga: Manajer Investasi Rombak Rencana Peluncuran Produk

Meski begitu penerbitan reksadana saham juga masih cukup ramai. Wawan mengatakan berkaca pada krisis yang terjadi sebelumnya, seperti di 2008 dan 2012, justru produk reksadana saham yang meluncur di tengah krisis bisa membawakan prospek kinerja yang lebih cerah.

"Reksadana saham yang baru saat ini akan memegang saham dengan valuasi yang murah jadi ketika pasar membaik kinerja jadi ikut terangkat dan jadi menarik dimata investor," kata Wawan. Lihat saja, dalam dua hingga tiga bulan lalu, Wawan mengatakan sudah ada reksadana saham baru  yang berkinerja positif 20%-30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli