KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Total E&P Indonesie (TEPI) masih belum memutuskan untuk kembali masuk ke blok Mahakam pasca kontrak berakhir tepat 31 Desember 2017. Vice President Authorization Coordination, Communication, and External Affairs Total E&P Indonesie Agus Suprijanto bilang perusahaan asal Perancis ini masih menimbang-nimbang untuk kembali masuk ke Mahakam. "Soal Mahakam belum ada keputusan. Masih menimbang-nimbang. Kami sudah pernah diskusi dengan Pertamina, tapi belum ada keputusan,"kata Agus pada Rabu (1/11).
Apalagi menurut Agus, sebagai investor, Total tidak memiliki tenggat waktu untuk kembali ke Mahakam. Biarpun dua bulan lagi kontraknya akan berakhir di blok yang ada di Kalimantan Timur tersebut. Makanya Total juga tidak mau terburu-buru memutuskan soal investasi di Blok Mahakam. Beebagai pertimbangan terkait investasi terus dikaji oleh Total. "Kalau kami diajak pasti pertimbangannya lokasinya bagus apa enggak, menguntungkan tidak, dan keuntungannya dibanding risiko seperti apa. Itu investor decision, kan kalau Total tetap gabung Mahakam akan masuk sebagai investor, meletakkan modal, melihat kerugian dan keuntunganya," jelas Agus. Biarpun begitu, Agus menegaskan operasi di blok Mahakam tetap terus berjalan. Saat ini ada enam lapangan produksi dengan total produksi mencapai sekitar 300.000 BOEPD. Produksi Total di Mahakam tersebut terdiri dari produksi gas sebesar 1.300 mmscfd sesuai target dan likuid (kondensat dan minyak) sebesar 50.000 bopd. "Sekarang masih bisa penuhi target. Masih sesuai harapan 1300 mmscfd dan likuid 50.000 bopd,"imbuhnya. Sepanjang tahun ini TEPI pun telah menyelesaikan pengeboran di tujuh sumur. Sementara untuk pengeboran sumur yang investasi Pertamina hingga awal November sudah dilakukan pengeboran sebanyak delapan sumur. Pertamina sendiri menargetkan pengeboran 14 sumur di Blok Mahakam. Dengan begitu hingga akhir tahun akan ada 21 sumur produksi yang di blok Mahakam. Selain Mahakam, Total juga masih memiliki sejumlah portofolio seperti blok Telen yang tengah ditimbang-timbang untuk dikembalikan. Pasalnya prospek blok eksplorasi tersebut belum memuaskan. Total sendiri saat ini sudah menyelesiakan survey seismik di blok tersebut. Total pun tinggal menyelesaikan komitmen pengeboran satu sumur. Namun menurut Agus, jika blok tersebut kurang menunjukkan hasil yang bagus maka Total kemungkinan akan mengembalikan blok tersebut ke pemerintah dan membayar pinalti komitmen.
"Kalau peluangnnya jelek mending bayar pinalti ketimbang investasi mislanya pengeboran satu sumur US$ 100 juta," katanya. Makanya Total pun sedang menimbang untuk mengembalikan blok tersebut. "Total di Blok Telen belum menunjukkan progress. Lagi ditimbang-timbang untuk dikembalikan. Mungkin Total dalam waktu dekat enggak ada lagi di Indonesia,"kata Agus. Pasalnya selain Blok Telen, Blok Mentawai, Blok South Segari, dan satu blok di Papua sudah dikembalikan Total ke pemerintah. Sementara satu blok lagi yaitu blok Sebuku masih akan dilanjutkan karena masih produksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto