KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelenggaraan festival ekonomi syariah terbesar di Indonesia (ISEF) resmi ditutup pada hari ini, Minggu (29/10). Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, ISEF pada tahun ini berhasil mencatat transaksi sebesar Rp 28,9 triliun. Bila dibandingkan dengan transaksi pada ISEF 2022 yang sebesar Rp 27,6 triliun, berarti ada kenaikan jumlah transaksi sekitar 4,71% yoy pada tahun ini.
Nominal capaian pada tahun ini mencakup pembiayaan lembaga keuangan syariah, transaksi
business to business, transaksi
business to consumers, dan transaksi exhibition ISEF 2023.
Baca Juga: BI Hadirkan Tiga Event Baru dalam Penyelenggaraan ISEF ke-10 Termasuk, kegiatan Festival EkonomI Syariah di wilayah Kawasan Timur Indonesia, Sumatra, Jawa, dan akad serentak 2.311 kredit pemilikan rumah (KPR) syariah. Sejalan dengan kenaikan transaksi, jumlah pengunjung juga naik lebih dari dua kali lipat dari tahun 2022, yaitu mencapai 72.930 pengunjung. Terdiri dari pengunjung yang hadir secara langsung sebanyak 28.356 pengunjung serta peserta daring sebanyak 44.574 orang. Deputi Gubernur BI Juda AGung mengungkapkan, BI akan fokus mengembangkan ISEF ke depan. Ini seiring dengan asa bank sentral untuk menjadikan Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
Baca Juga: Dalam ISEF 2023, BI Luncurkan Dua Program Unggulan Dorong Ekonomi Keuangan Syariah "Penyelenggaraan ISEF ke depan diharapkan dapat berperan secara signifikan menggerakkan sektor-sektor potensial dalam ekonomi dan keuangan syariah untuk tumbuh dan berkembang, sekaligus mampu diperhitungkan dalam tatanan global," terang Juda, Minggu (29/10) di Jakarta.
Kegiatan IN2MF yang ada juga akan diperkuat, tidak hanya menampilkan karya lewat fashion show, tetapi memperkuat aspek bisnis dari para desainer. Hal serupa yang perlu diperkuat adalah peran ISEF sebagai
strategic integrator untuk kegiatan
business coaching dan
business matching. Juga untuk identifikasi peluang dagang dan investasi, sehingga mampu mendorong ekspor dapat tampil sebagai kontributor signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli