JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk memprediksi, tahun 2017 akan lebih sibuk. Perusahaan ini menargetkan, kontrak baru Rp 4 triliun. Sebagai perbandingan, realisasi kontrak baru sepanjang tahun 2016 sebesar Rp 2,75 triliun. Meski mencanangkan target lebih tinggi, strategi Total Bangun nyaris tak berubah dibandingkan strategi sebelumnya. Perusahaan itu masih mengandalkan proyek bangunan bertingkat alias
highrise building. Sementara sasaran utama mereka adalah perusahaan swasta. Maka dari itu, Total Bangun tak kepincut dengan proyek infrastruktur. Perusahaan berkode saham TOTL di Bursa Efek Indonesia tersebut belum memiliki rencana ekspansi ke sektor infrastruktur. Padahal, banyak pelaku usaha lain yang berharap mengalap berkah dari efek domino proyek infrastruktur pemerintah yang diprediksi bergeliat.
Sambil memburu kontrak baru, Total Bangun memperkuat diri dengan menambah karyawan baru. "Kami optimistis bisa menangani target tersebut dari sisi SDM karena beberapa proyek yang kami garap kami jadwalkan akan selesai di 2017 ini juga," kata Mahmilan Sugiyo, Sekretaris Perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk kepada KONTAN, Kamis (29/12). Strategi lain, Total Bangun akan terus menggeber kerjasama operasi (KSO). Ini merupakan strategi mereka mempertebal perolehan laba bersih. Hanya saja, manajemen perusahaan belum bersedia menyebutkan nama proyek yang tahun ini akan digarap dalam wujud KSO. Asal tahu saja, September tahun lalu Total Bangun menyebutkan niat menambah dua KSO. Dua KSO baru tersebut akan melengkapi KSO sebelumnya yang mereka bentuk pada Mei 2016 bersama dengan PT Balfour Beatty Sakti Indonesia. Total Bangun dan Balfour Beatty bekerjasama dalam proyek JIExpo Convention Centre & Theatre di Jakarta. Komposisi saham dalam KSO itu sama besar, yakni 50:50. Proyek JIExpo Convention Centre & Theatre menempati area seluas 42.600 meter persegi (m). Sementara nilai proyeknya Rp 300 miliar. Di samping dua KSO baru dan KSO dengan Balfour Beatty, Total Bangun memiliki lima KSO lain. Hingga 30 September 2016, kelima KSO tersebut mendatangkan laba sebesar Rp 28,91 miliar. Pencatatan mundur Selain pertumbuhan kontrak baru, Total Bangun mengejar target pertumbuhan pendapatan usaha. Target pendapatan usaha perusahaan itu tahun ini sama dengan target kontrak baru yang sebesar Rp 4 triliun itu. Sebagai perbandingan, Total Bangun memasang target pendapatan tahun 2016 yakni Rp 3,1 triliun. Dari target segitu, perusahaan ini ingin mengantongi laba bersih sekitar Rp 250 miliar. Sejauh ini, belum ketahuan realisasi pendapatan maupun laba bersih Total Bangun sepanjang tahun 2016. Yang terang, realisasi kontrak baru perusahaan ini sebesar Rp 2,75 triliun, meleset dari target.
Semula, emiten tersebut membidik target kontrak baru sebesar Rp 3 triliun. Mahmilan menjelaskan, penyebab tak terpenuhinya kontrak baru tahun 2016 karena ada pencatatan proyek yang mundur hingga tahun 2017. Padahal proyek itu mereka peroleh tahun 2016. Adapun proyek-proyek baru Total Bangun sepanjang tahun 2016 seperti Living World Pekan Baru, gedung Universitas Serpong, gedung rumah sakit di Bekasi dan apartemen Orange Country Lippo Cikarang. Proyek lain yakni apartemen Millenium Village di Lippo Karawaci dan Verde II Condominium. Pada periode sembilan bulan tahun 2016, pendapatan jasa konstruksi pihak ketiga tercatat Rp 947,88 miliar. Hitungan kontribusinya 55,05% terhadap total pendapatan usaha Total Bangun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie