TOTL lebih total menggarap proyek swasta



JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) berupaya menjaga pertumbuhan bisnisnya agar tetap kokoh pada tahun ini. Perusahaan konstruksi spesialis pembangunan gedung ini berambisi menambah kontrak baru. TOTL tengah menantikan hasil negosiasi tambahan proyek pembangunan gedung.

"Ada tambahan satu sampai dua proyek yang kami tunggu pada kuartal IV tahun ini," kata Janti Komadjaja, Presiden Direktur TOTL, Rabu (9/9) pekan lalu.

Dengan penambahan proyek tersebut, TOTL berharap memenuhi target kontrak baru tahun ini yang dipatok senilai Rp 3 triliun. Sampai Agustus 2015, Total telah mendekap kontrak anyar Rp 2 triliun. Artinya, untuk memenuhi target, emiten ini tinggal mencari tambahan kontrak baru Rp 1 triliun.


Sekadar tambahan informasi, proyek pemerintah tak masuk portofolio TOTL. Keseluruhan portofolio kontrak proyek berasal dari swasta. Perolehan kontrak anyar tersebut sudah mencapai 66,67% dari target tahun ini.

Adeline Solaiman, analis Buana Capital, menilai positif pencapaian kontrak anyar TOTL. Bahkan nilai kontrak tersebut sudah melebihi ekspektasinya. Dia memprediksi tahun ini Total masih mampu memenuhi target kontrak anyar sebesar Rp 3 triliun. Estimasinya, kontrak baru akan di dapat pada kuartal keempat atau menjelang akhir 2015.

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, menilai target kontrak baru tersebut tergolong moderat. "Target kontrak baru sebesar Rp 3 triliun dapat dicapai Total," ujar dia. Meski kontrak baru melesat, pendapatan TOTL cenderung melambat.

Mengacu laporan keuangan semester I 2015, emiten ini mencetak pendapatan Rp 1,09 triliun, menyusut 3,54% dibandingkan semester I 2014. Mahmilan Sugiyo Warsana, Sekretaris Perusahaan TOTL, menjelaskan, pendapatan menurun lantaran banyak proyek kerjasama atau joint venture belum tercatat sebagai pendapatan, tapi ada di laba bersih. Jadi, meski pendapatan turun, laba Total justru naik.

Laba periode berjalan emiten ini pada semester I 2015 sebesar Rp 104,26 miliar, naik 49,95% year on year (yoy). Kiswoyo memperkirakan, pendapatan TOTL tumbuh 10% hingga 20% pada tahun ini.

Menurut dia, risiko penundaan pembayaran proyek sangat minim, karena mayoritas klien TOTL merupakan pengembang besar. Sementara Adeline memprediksi perlambatan ekonomi dapat mengganggu kinerja Total sampai akhir tahun ini. Namun, TOTL punya sisi positif yang kuat, yakni kinerja keuangan tergolong sehat. Menurut dia, likuiditas TOTL tergolong sehat.

Selain itu debt to equity ratio (DER) selama semester I 2015 stabil lantaran emiten ini tidak mencari tambahan pinjaman dan menerbitkan obligasi. Kiswoyo juga bilang kondisi keuangan total sangat sehat. Jumlah utang TOTL pada semester I 2015 rendah. Kiswoyo merekomendasikan buy saham TOTL dengan target Rp 800 per saham. Adeline juga merekomendasikan buy dengan target Rp 1.028 per saham.

Analis CIMB Securities Linda Lauwira pun memberikan add untuk saham TOTL dengan target harga Rp 1.120 per saham. Harga saham TOTL kemarin terkoreksi 0,79% menjadi Rp 630 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie