KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi di bidang pariwisata PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (
PGJO) mengatakan, sektor pariwisata merupakan bisnis yang terpukul paling keras akibat pandemi Covid-19. Meski demikian perseroan optimistis bahwa pendapatan bersih akan tumbuh
double digit, setidaknya tumbuh 10%, di tahun 2021 ini. Direktur Utama Tourindo Guide Indonesia Adi Putera Widjaja mengatakan, pihaknya telah menyiapkan strategi di sisa tahun 2021 diantaranya tetap menargetkan solo traveler.
“Perseroan akan mencoba meningkatkan fokus untuk menangkap segmen korporasi, dengan menyediakan paket-paket travel,
leisure maupun
events kepada klien korporasi, seperti
outbound, team-building, dan lain-lain,” ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/10). Selain itu, perseroan juga berupaya semakin aktif mengembangkan destinasi-destinasi wisata baru pasca pandemi ini, antara lain melalui pengembangan desa wisata digital yang sedang marak belakangan ini.
Baca Juga: Private placement, Tourindo Guide (PGJO) akan melepas 72 juta saham Meski telah menyiapkan strategi tersebut, pihaknya belum dapat membuat estimasi terkait penjualan di tahun ini. Namun Perseroan akan melakukan penelahan terhadap kondisi terkini di akhir tahun untuk dapat menentukan langkah-langkah strategis di tahun 2022 nanti. Sementara, PGJO juga berencana untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau
private placement. Emiten ini berencana untuk menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 72 juta saham dengan nominal Rp 50 per saham. Jumlah ini setara dengan maksimum 9,95% dari modal ditempatkan dan disetor Tourindo Guide. Adi bilang, PGJO telah memperoleh persetujuan dari RUPSLB pada tanggal 15 Oktober 2021 lalu, dan saat ini sedang secara aktif mencoba menjajaki potensi untuk mengundang para investor atau mitra strategis untuk masuk ke dalam dan bersama2 membangun PGJO. “Selain itu, perlu diketahui bahwa sekitar 50% dari total saham yang akan diterbitkan akan diperuntukkan kepada karyawan dan manajemen, yang diharapkan dapat didistribusikan sebagian pada tahun ini atau tahun depan sesuai dengan keterbukaan informasi yang telah kami sampaikan,” sambungnya. Adapun alokasi saham untuk karyawan dan manajemen tersebut nantinya diharapkan dapat meningkatkan
sense of belonging dari para insan PGJO untuk dapat bekerja lebih baik dan berkontribusi lebih maksimal di tahun-tahun mendatang. Lewat aksi tersebut, dengan rentang harga saham perseroan di pasar saat ini, dana yang ditargetkan lebih kurang sekitar Rp 5 miliar. “Dana yang terkumpul tentunya akan tergantung harga pelaksanaan nantinya,” ujarnya.
Adapun nantinya perolehan dana tersebut direncanakan akan digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang dimaksud antara lain berupa pendanaan biaya umum dan operasional seperti biaya gaji, biaya sewa kantor, biaya promosi dan
marketing, biaya profesional (tenaga ahli), dan biaya lain yang terkait dengan kegiatan operasional perseroan. Sebagai informasi, mengutip laporan keuangannya, pendapatan bersih PGJO melorot menjadi Rp 7,10 juta di enam bulan pertama 2021. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan bersih PGJO sebesar Rp 46,71 juta. Kendati
top line menurun drastis,
bottom line PGJO tampak lebih baik, walau masih menanggung rugi. Tercatat, rugi tahun berjalan perusahaan di semester pertama 2021 mencapai Rp 3,78 miliar. Jumlah ini menipis dibanding rugi semester I-2020 yang mencapai Rp 5,28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari