Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Cetak EBITDA Rp 5,7 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,64 triliun sepanjang 2023, tumbuh sebesar 1,78% dari tahun sebelumnya. 

Di saat yang sama, laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi  (EBITDA) perusahaan menara telekomunikasi ini masih tumbuh 1,16% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 5,72 triliun. 

Marjin EBITDA Perseroan berada pada 86,3% untuk tahun 2023. Namun, laba bersihnya koreksi 4,7% secara tahunan jadi Rp 1,56 triliun. 


Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, mengatakan, “Pada tahun 2023, pihaknya menambahkan 2.760 penyewaan kotor yang terdiri dari 744 sites telekomunikasi dan 2.016 kolokasi ke portofolio TBIG pada tahun 2023.

Setelah merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison (IOH) di tahun 2022, TBIG telah bekerja dengan IOH terkait dengan integrasi jaringan mereka. 

Baca Juga: Ekspansi, MTEL Siapkan Belanja Modal Rp 5,6 Triliun

“Pada beberapa penyewaan dari IOH yang berakhir, kami melihat beberapa yang tidak diperpanjang, yang mengakibatkan penambahan penyewaan bersih yang lebih rendah untuk tahun 2023,” jelas Hardi dalam keterangan resminya, Jumat (29/3).

Per Desember 2023, TBIG mencatatkan sebanyak 41.227 penyewaan serta 22.475 site telekomunikasi yang terdiri dari 22.357 menara telekomunikasi dan 118 jaringan DAS. 

Total menara telekomunikasi yang disewakan mencapai sebanyak 41.109. Sehingga maka rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG pada tahun 2023 mencapai 1,84.

Sementara itu, pinjaman TBIG dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya mencapai Rp28.202 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp625 miliar. 

Dengan saldo kas yang mencapai Rp 801 miliar, maka total pinjaman bersih  menjadi Rp27.401 miliar. Hardi mengatakan, dengan menggunakan EBITDA triwulan keempat 2023 yang disetahunkan maka total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8x.

Baca Juga: Gihon Telekomunikasi Indonesia (GHON) Targetkan Pendapatan Tumbuh 7% pada 2024

Direktur Keuqangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, profil likuiditas  TBIG sangat kuat dengan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. Hingga akhir tahun 2023, 44% dari utang perseroan dalam bentuk obligasi dan pinjaman Rupiah. 

“Kami terus mengakses pasar obligasi Rupiah lokal, dengan penerbitan PUB VI Tahap III sebesar Rp 2,7 triliun pada Februari 2024 dengan tingkat kompetitif 6,75% dan jangka waktu 1 tahun.” pungkas Helmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk