KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menerbitkan surat utang atau notes dalam mata uang asing senilai US$ 400 juta. Penawaran surat utang tersebut diselesaikan pada 2 November 2021 lalu. Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman Santoso mengatakan, surat utang US$ 400 juta yang ditawarkan oleh TBIG mendapat kelebihan permintaan (oversubscribe) 4,1x. “(Penerbitan surat utang US$ 400 juta) sudah selesai semua, dananya sudah diterima oleh TBIG,” ujar Helmy kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11). Surat utang senilai US$ 400 juta yang diterbitkan oleh TBIG memiliki tenor 5,5 tahun. Jatuh tempo pembayaran utang pokoknya pada tahun 2027 mendatang. Surat Utang ini memiliki tingkat bunga tetap sebesar 2,80% per tahun. Bunganya akan dibayarkan setiap 6 bulan, dimulai pada 2 Mei 2022 mendatang.
TBIG Chart by TradingView Meski begitu, menurut Helmy, TBIG belum menentukan kapan rencana penerbitan surat utang berikutnya. “US$ 500 juta sisanya, kalau jadi diterbitkan, bisa untuk refinancing atau untuk capex (capital expenditure),” tutur Helmy ketika ditanyai soal hal ini. Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, penerbitan utang senilai US$ 400 juta oleh TBIG tidak berdampak signifikan bagi TBIG, sebab penggunaannya hanya diperuntukkan untuk keperluan refinancing utang. Dengan pertimbangan itu, rekomendasi Sucor Sekuritas atas saham TBIG masih seperti sebelumnya, yaitu rekomendasi beli dengan target harga Rp 4.000 per saham. “Kami masih menunggu rilis LK (laporan keuangan) kuartal 3 untuk kembali me-review rekomendasi kami,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id (4/11). Di sisi lain, Hendriko juga masih mencermati kepastian rencana penerbitan surat utang TBIG berikutnya. Terlebih, tujuan penggunaan dana penerbitan utang TBIG berikutnya, kalaupun jadi direalisasi, belum bisa dipastikan untuk apa. Editor: Handoyo .