HONG KONG. Toyota membawa kabar mengejutkan. Senin (10/2), produsen mobil terbesar dunia asal Jepang ini mengumumkan akan menutup pabrik-pabriknya di Australia. Langkah Toyota akan menyebabkan ribuan orang kehilangan pekerjaan. Penguatan dollar Australia menjadi alasan utama Toyota meninggalkan Negara Kangguru. Aussie yang lebih mahal dibanding kurs lain menyebabkan impor menjadi lebih murah. Sebaliknya, mengekspor mobil dari Australia jadi lebih mahal. Di sisi lain, ongkos produksi terus menanjak. "Kami melakukan segalanya untuk mengubah bisnis kami. Tapi kenyataannya banyak faktor di luar kendali menyebabkan tidak layak lagi membuat mobil di Australia," kata Max Yasuda, Chief Executive Officer (CEO) Toyota Australia.Dengan penutupan pabrik pembuatan mobil model Camry, Camry Hybrid, dan Aurion di Australia, sebanyak 2.500 karyawan bisa kehilangan pekerjaannya. Kepergian Toyota menyebabkan tidak ada perusahaan otomotif besar di negara ini. Sebelumnya, berbagai perusahaan manufaktur seperti Mitsubishi dan Ford juga sudah hengkang dari Australia. GM yang memiliki merek ikonik di Australia, Holden, juga menutup pabriknya lebih dulu.Menteri Industri Australia Ian Macfarlane mengakui, kepergian perusahaan otomotif menjadi pukulan di negara tersebut. "Industri otomotif Australia menyediakan 40.000 pekerjaan. Jika pabrik ditutup, imbasnya akan terasa ke seluruh Australia," kata Ian. Toyota yang tahun lalu menjadi produsen otomotif terbesar dunia, menjual 9,8 juta mobil penumpang tahun lalu. Tahun ini, Toyota menargetkan penjualan 10,1 juta mobil.
Toyota angkat kaki dari Australia
HONG KONG. Toyota membawa kabar mengejutkan. Senin (10/2), produsen mobil terbesar dunia asal Jepang ini mengumumkan akan menutup pabrik-pabriknya di Australia. Langkah Toyota akan menyebabkan ribuan orang kehilangan pekerjaan. Penguatan dollar Australia menjadi alasan utama Toyota meninggalkan Negara Kangguru. Aussie yang lebih mahal dibanding kurs lain menyebabkan impor menjadi lebih murah. Sebaliknya, mengekspor mobil dari Australia jadi lebih mahal. Di sisi lain, ongkos produksi terus menanjak. "Kami melakukan segalanya untuk mengubah bisnis kami. Tapi kenyataannya banyak faktor di luar kendali menyebabkan tidak layak lagi membuat mobil di Australia," kata Max Yasuda, Chief Executive Officer (CEO) Toyota Australia.Dengan penutupan pabrik pembuatan mobil model Camry, Camry Hybrid, dan Aurion di Australia, sebanyak 2.500 karyawan bisa kehilangan pekerjaannya. Kepergian Toyota menyebabkan tidak ada perusahaan otomotif besar di negara ini. Sebelumnya, berbagai perusahaan manufaktur seperti Mitsubishi dan Ford juga sudah hengkang dari Australia. GM yang memiliki merek ikonik di Australia, Holden, juga menutup pabriknya lebih dulu.Menteri Industri Australia Ian Macfarlane mengakui, kepergian perusahaan otomotif menjadi pukulan di negara tersebut. "Industri otomotif Australia menyediakan 40.000 pekerjaan. Jika pabrik ditutup, imbasnya akan terasa ke seluruh Australia," kata Ian. Toyota yang tahun lalu menjadi produsen otomotif terbesar dunia, menjual 9,8 juta mobil penumpang tahun lalu. Tahun ini, Toyota menargetkan penjualan 10,1 juta mobil.