Toyota Astra Motor (TAM) sudah jual 5.000 unit mobil listrik hingga kini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Toyota Astra Motor (TAM) menyatakan jika pihaknya memiliki kepedulian terhadap usaha pengurangan emisi dengan memproduksi mobil ramah lingkungan.

Hal ini berkaitan dengan Konferensi perubahan iklim COP26 diselenggarakan di Glasgow, Skotlandia, pada 31 Oktober-12 November 2021 dan digadang menjadi sebuah momen penting perubahan di industri otomotif global. Acara ini untuk kembali menekankan transisi dari kendaraan konvensional berbahan bakar ke mobil murni bertenaga listrik.

Kala itu sejumlah negara di dunia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas buang sebesar 29% pada 2030 dan gelaran COP ke-21 menjadi pintu gerbang berbagai negara mendorong pabrikan otomotif untuk fokus mengembangkan kendaraan listrik menjadi alat transportasi masa depan termasuk di Indonesia.


"Yang pasti di Toyota kami melihat pentingnya isu lingkungan, terutama usaha untuk mengurangi emisi. Kami mendukung baik dan secara global, kami punya Toyota Environmental Challenge, sedangkan di Indonesia salah satu usaha kami salah satunya adalah dengan mempopulerkan penggunaan kendaraan elektrifikasi," jelas Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor kepada Kontan, Senin(1/11).

Ia melanjutkan, TAM sendiri telah memulai langkah memperkenalkan kendaraan listrik pertama kali dari tahun 2009 melalui Prius. Hingga kini, secara total ini TAM sendiri sudah menjual hampir 5.000 unit kendaraan elektrifikasi.

Dengan mempopulerkan tren pemakaian kendaraan listrik ini, TAM berharap bukan cuma pihaknya yang mendukung pengurangan gas emisi, tetapi juga para penggunanya.

Anton menambahkan, tidak hanya kendaraan konvensional yang dikembangkan dari waktu ke waktu, pihaknya juga memberikan perhatian terhadap pengembangan mobil elektrifikasi yang semakin dapat memberikan efisiensi penggunaan bahan bakar.

Baca Juga: Pendapatan Astra International (ASII) naik 28% hingga akhir September 2021

Ia menilai, hal ini bisa memberikan produksi emisi lebih baik untuk jarak yang sama dibandingkan teknologi teknologi terdahulu. Dengan demikian, semakin ke sini, penggunaannya juga semakin ramah ligkungan. Ia berharap ke depannya semakin banyak populasi kendaraan ramah lingkungan.

Adapun mengenai investasi, TAM mengakui bahwa hal itu sulit dihitung.

"Menghitung investasinya mungkin agak susah ya jika dilihat dari sisi kami sebagai distributor. Penyiapan kendaraan elektrifikasi tidak hanya di satu sisi saja, ada di kami, ada di manufaktur seperti TMMIN, maupun di regional dan global," jelasnya.

Anton menuturkan, pada tantangan produksi mobil ramah lingkungan atau elektrifikasi adalah menyediakan kebutuhan mobilitas. Menurutnya, itulah salah satu alasan komitmen TAM untuk bisa menyediakan berbagai model dan teknologi baik hybrid, plug in hybrid bahkan full electric, sehingga konsumen bisa memilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Tantangan kedua adalah, ia melihat hal ini sebagai kemungkinan karena mobil elektrifikasi merupakan tren baru dan membutuhkan banyak dukungan baik dari sisi infrastruktur pendukung, pelaku usaha dan distributor sebagaimana yang dilakukan pihaknya, mencoba mempopulerkan sehingga konsumen bisa lebih mengenalnya.

Anton mengatakan, hal ini menjadi tantangan sebab hal tersebut membuat pihaknya tidak hanya fokus pada penjualan kendaraan elektrifikasi, tetapi juga penyediaan ekosistem agar masyarakat lebih mengenal teknologi ini, seperti EV Smart Mobility Project di Bali.

"Intinya kami tidak bisa sendiri, selain beriringan dengan pelaku usaha lain, tentu dengan pemerintahan, yang juga sangat penting adalah konsumen, karena bersama konsumen lah kita bisa bersama sama bergerak mengurangi emisi ini," tutupnya.

Selanjutnya: Toyota Astra Motor (TAM) sambut baik perpanjangan kebijakan DP 0%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .