Toyota baru akan beroperasi normal pada akhir tahun 2011



TOKYO. Tokyo Motor Corp., produsen otomotif terbesar di dunia ini memperkirakan kegiatan produksi mereka baru akan kembali normal paling tidak di akhir Desember 2011. Produsen otomotif ini akan mulai meningkatkan produksi pasokan onderdil di Jepang mulai Juli 2011 di Jepang.

Semetara itu, pada Agustus 2011, Toyota baru akan melakukan ekspor ke luar negeri. "Sedangkan, pasokan seluruh model Toyota akan kembali normal pada November atau Desember 2011," ujar juru bicara Toyota, kemarin (22/4).

Toyota, Honda Motor Co., dan Nissan Motor Co., saat ini sedang bekerja keras untuk mengembalikan keseluruhan operasional di Jepang dan juga pabrik-pabrik di luar negeri yang sedang mengalami kekurangan pasokan onderdil. Rantai pasokan onderdil dan produksi mobil terganggu setelah gempa dan tsunami yang melanda Jepang 11 Maret 2011.


Renesas Electronics Corp., perusahaan chip yang menguasai 30% pasar dunia untuk pasokan microcontroller sebagai salah satu komponen untuk mobil, akan mulai mengoperasikan pabriknya kembali. Dan akan membantu Toyota untuk memulai kembali rencana produksinya."Pernyataan Renesas itu membawa dampak besar bagi industri otomotif. Hal itu membuat Toyota memiliki keyakinan bahwa produksi bisa kembali normal di akhir tahun," ujar Takeshi Miyao analis di perusahaan konsultan Carnorama.Akibat terganggunya proses produksi di Jepang ini, Toyota mengalami penurunan produksi sebanyak 300.000 unit di negaranya, dan sebanyak 100.000 unit di luar negeri hingga akhir April 2011. "Karenanya Toyota tidak mungkin bisa memenuhi target produksi sebanyak 7,7 juta unit sepanjang tahun ini," ujar Atsushi Niimi Executive Vice Presindent Toyota Motor Corp di Tokyo.Presiden Toyota Akio Toyoda menambahkan, masih ada sekitar 150 onderdil kendaraan yang masih kurang pasokannya, sebagian besar adalah material dari karet dan plastik.Salah satu langkah mengatasi langkanya pasokan onderdil di pabrik-pabrik Toyota di luar negeri, Toyota akan memberi standar desain komponen bagi pemasok lainnya. "Dengan begitu, pabrik di luar negeri bisa beralih membeli pasokan onderdil kesitu jika ada gangguan lagi kedepannya," ujar Executive Vice President Shinichi Sasaki Toyota Motor di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini