Toyota ekspor Innova All New Venturer akhir tahun



JAKARTA. Pabrikan mobil PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan mengekspor Innova All New Venturer ke pada kuartal IV-2017. Di tahap awal, mobil multi purpose vehicle (MPV) tersebut akan dipasarkan di sejumlah negara Asia Tenggara.

"Akhir tahun akan diekspor 500 unit per bulan. Sudah ada permintaan dari negara ASEAN," kata Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia usai peluncuran All New Venturer dan All New Corolla Altis di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (16/1).

Warih mengatakan, nantinya Innova Venturer akan diekspor dalam bentuk utuh alias completely built up (CBU) maupun terurai alias completely knock down (CKD).


Adapun saat ini TMMIN memproduksi total seluruh model Innova sebanyak 4.300 unit per bulan. Produksi model Venturer sekitar di tahap awal 10% dari total produksi atau 400 unit per bulan. "Kami evaluasi dulu tiga bulan setelah itu produksinya ditingkatkan," kata Warih.

Untuk memproduksi Innova Venturer, kata Warih, Toyota mengeluarkan investasi yang cukup besar. "Investasi Rp 95 miliar tidak termasuk development. Dananya untuk tooling dan equipment," kata Warih.

Sebagai info, Innova merupakan salah satu mobil Toyota yang paling banyak diekspor. Menurut Warih, tiga model dengan ekspor terbesar secara berurutan ialah Fortuner, Yaris, dan Innova.

Ekspor Venturer ini diharapkan bisa meningkatkan ekspor TMMIN setelah tahun lalu mengalami penurunan. TMMIN mengalami penurunan ekspor di 2016 sebagai imbas pelemahan ekonomi di pasar global. "Tahun lalu total ekspor TMMIN 169.000 unit atau turun 5% dibanding tahun lalu," kata Warih.

Penurunan ekspor tertinggi, kata Warih, terjadi di kawasan Timur Tengah. Menurut dia, penurunan timbul akibat daya beli masyarakat yang melemah. "Permintaan Middle East banyak turun karena harga minyak dunia sedang turun. Bukan karena perubahan selera pasar, tapi economic situation," ujar Warih.

Sebagai substitusi, negara tujuan ekspor TMMIN akan beralih. Sehingga volume ekspor masih bisa meningkat. "Tahun ini kondisi pasarnya sama. Tapi, kami harapkan ada peningkatan lebih dari 5%. Peningkatan dari satu-dua negara baru dan peningkatan penjualan di Filipina, Afrika Utara dan Vietnam," kata Warih.

Sementara itu, TMMIN tidak akan meningkatkan ekspor ke Thailand. "Memangnya kami mau masuk Thailand, orang pasarnya lagi turun, negara lain lah," ujar Warih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto