JAKARTA. Mendengar kata "Jepang", yang terlintas dalam benak adalah etos, kerja keras, elan, tepat waktu, dan teknologi canggih. Lima hal tersebut yang membuat negeri semenanjung ini maju. Ketika
Kompas.com mendapat kesempatan untuk berbincang dengan para profesional dari Negeri Sakura ini, stigma itu terkonfirmasi. Para petinggi Toyota Housing Corporation tiba di lokasi perbincangan, Intercontinental Hotel, Jakarta, tepat waktu seperti yang diagendakan sebelumnya pada Kamis (6/8). Presiden Direktur Toyota Housing Corporation, Tadashi Yamashina, mengatakan, hal-hal baik dari Jepanglah yang akan ditransfer ke Indonesia melalui pengembangan rumah yang nyaman, laik huni, sehat, berteknologi, dan ramah lingkungan.
"Kami memberikan masyarakat Indonesia sebuah pengalaman baru, rumah bermaterialkan baja ringan (steel house), ramah lingkungan, dikelilingi lingkungan hijau, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya," papar Tadashi. Kehadiran Toyota Housing Corporation di pasar properti Indonesia memang terbilang baru bila dibandingkan dengan raksasa Jepang lainnya macam Marubeni Corporation, Tokyu Land, Itochu Corporation, dan nama-nama besar lainnya. Meski baru, Tadashi menganggap kesempatan dan kue pasar properti Indonesia masih sangat besar. Jumlah populasi sebanyak 250 juta dengan komposisi kelas menengah muda produktif yang terus bertumbuh, mendorong keyakinan Toyota Housing Corporation menanamkan investasinya. Portofolio properti perdana mereka yang ditujukan untuk publik adalah TTL Residences atau Axia South Cikarang di Cikarang Selatan, Bekasi. Melalui Toyota Housing Indonesia (THI), mereka menggandeng Tokyu Land, dan PT Lippo Karawaci Tbk berbagi kepemilikan perusahaan PT TTL dengan nilai investasi US$ 30 juta. Axia dibangun pada 2013 silam. Properti kedua yang sedang mereka garap saat ini adalah perumahan tapak (
landed residential) bertajuk Toyota Housing Model sebanyak 114 unit dengan lahan seluas 1,5 hektar di area pengembangan Sakura Regency 3, Bekasi. Sekadar informasi, Sakura Regency 3 dibesut KSO PT Tokyu Land Indonesia, dan PT Hatmohadji dan Kawan (Haka). Presiden Direktur THI, Akihiro Hara, menjelaskan, berbeda dengan portofolio sebelumnya, Toyota Housing Model dirancang sebagai hunian anti-gempa, karenanya juga kecil kemungkinannya untuk roboh jika terjadi gempa. "Toyota Housing Model dilengkapi dengan terobosan teknologi konstruksi yang terbilang baru di Indonesia. Kami menawarkan lima fitur sebagai keunggulan dibanding rumah yang dibangun secara konvensional," tutur Hara. Terobosan teknologi konstruksi yang pertama adalah struktur dinding panel yang terikat dengan rangka baja. Rangka baja ini merupakan baja yang juga digunakan pada badan mobil Toyota. Kedua adalah lapisan ganda pada atap, dan dinding bagian luar untuk mencegah kebocoran. Ketiga, garansi anti-bocor akibat hujan dan anti-gempa selama dua tahun. Berikutnya, atap yang dilapisi dengan insulasi, dan loteng yang didesain untuk menghadirkan ventilasi natural. "Kelima adalah waktu pembangunan yang lebih singkat hanya tiga bulan. sejak fondasi hingga tahap penyelesaian. Lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan rumah konvensional," imbuh Hara. Tiga tahap Dalam menggarap Toyota Housing Model ini, THI menyiapkan dana senilai Rp 35 miliar di luar nilai akuisisi lahan. Ada pun harga yang dipatok sekitar Rp 1,5 miliar hingga Rp 1,7 miliar dengan unit tipikal 132/112 meter persegi.
Hara menjelaskan, meskipun jumlah rumah yang dibangun hanya 114, namun proses pengerjaannya dilakukan sepresisi mungkin. Hal itu dilakukan guna memastikan rumah yang kelak terbangun sesuai dengan rancangan desain, dan spesifikasi material yang sudah ditentukan. Pembangunan terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama terdiri dari 12 rumah yang dikerjakan selama tahun 2015. Tahap kedua sebanyak 40 sampai 50 unit rumah yang akan direalisasikan pada tahun 2016. "Dan tahap terakhir adalah pada tahun 2017 dengan membangun sebanyak 60 rumah. Kami membagi pembangunan dalam tiga tahap karena melihat kondisi pasar juga. Apalagi ekonomi saat ini sedang melambat. Jadi, kami sangat hati-hati, dan konservatif," tandas Hara. THI menargetkan, tahun ini order yang terbukukan sebanyak 26 unit dengan nilai penjualan sekitar Rp 41,6 miliar. (Hilda B. Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia