Toyota prediksi penjualan High SUV menurun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ternyata memberikan dampak ke penjualan mobil. Terutama model mobil Sport Utility Vehicle (SUV).

Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan pasar SUV khususnya untuk high SUV seperti Fortuner akan turun.

Hal ini karena dengan melemahnya nilai tukar membuat kondisi ekonomi akan melemah serta pebisnis pun akan tertekan.


"Kendaraan SUV yang mewah akan tertunda pembeliannya oleh para pebisnis. Pembelian mobil segmen ini dilihat bukan kebutuhan penting jadinya," kata Soerjo kepada Kontan.co.id, Minggu (21/10).

Alhasil Soerjo memprediksi pasar SUV di Indonesia akan turun mencapai 10%. Dalam kuartal IV-2018 akan menjadi waktu genting bagi Agen Pemegang Merek (APM) untuk bisa mempromosikan penjualan mobilnya.

Untuk bisa mendongkrak penjualan, salah satu opsi yang bisa dilaksanakan APM yakni program penjualan akhir tahun.

Tapi banyak konsumen juga yang memilih membeli di awal tahun agar tahun pembelian modelnya masih terlihat baru. "Misalnya konsumen tentunya memilih punya mobil tahun keluaran 2019 ketimbang tahun 2018," katanya.

Dari data Gaikindo tahun 2017 tercatat penjualan SUV dari pabrikan ke diler (wholesales) sebanyak 73.374 unit. Atau naik tipis dibanding periode 2016 sebanyak 72.537 unit.

Sedangkan pada semester I-2018 penjualan SUV di Indonesia mencapai 32.475 unit atau naik dari periode sama tahun lalu sebanyak 29.513 unit.

Melihat kondisi tersebut, diprediksi penjualan Toyota Fortuner akan melemah. Soerjo memprediksi penjualan Fortuner meraih 1.800 unit per bulan. Bila dalam 12 bulan maka penjualan Fortuner mencapai 21.600 unit. Atau turun 9% dari periode sama tahun lalu sebanyak 23.761 unit.

Selain karena faktor nilai tukar, kompetitor yang masuk di segmen SUV juga kian banyak. Menurutnya kehadiran pabrikan China yang masuk ke segmen SUV serta model APM lain yang fokus ke SUV juga membuat konsumen banyak pilihan.

"Tapi yang untuk Low SUV seperti Toyota Rush akan tetap stabil naik karena pasar ini belum terkena dampak Dollar AS," jelasnya.

Sedangkan untuk penjualan tahun ini Soerjopranoto memprediksi penjualan ritel maupun wholesales Toyota mencapai 350.000 unit. Atau turun dari periode sama tahun lalu sebanyak 371.332 unit. "Tapi kami optimistis pangsa pasar bisa tetap di atas 30%," katanya.

Model utama pendongkrak penjualan Toyota masih dari MPV Toyota Avanza. Disusul secara berutan oleh Rush, Kijang Innova, Calya, Fortuner dan Agya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto