Toyota Tegaskan Tak Punya Rencana Kembali ke F1 Sebagai Sebuah Tim Penuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumat pagi, tim Formula 1 (F1) Haas mengumumkan kemitraan teknis dengan pabrikan Jepang, Toyota.

Meskipun kerja sama ini tampak signifikan, Toyota menegaskan bahwa mereka "tidak punya rencana" untuk kembali ke F1, baik sebagai pemasok unit daya maupun sebagai tim penuh waktu.

Pernyataan ini muncul meskipun keterlibatan teknis mereka dengan Haas semakin mendalam.

Sejarah Toyota di F1


Toyota terakhir kali berlomba di F1 pada musim 2009 sebelum akhirnya menarik diri dari olahraga tersebut. Selama 140 balapan yang mereka ikuti, Toyota tidak pernah memenangkan satu pun balapan dan hanya berhasil naik podium sebanyak 13 kali.

Baca Juga: Dorna Sports: Kalender MotoGP dan F1 Masih akan Bentrok

Pengunduran diri Toyota dari F1 disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kinerja yang kurang memuaskan serta tekanan ekonomi global saat itu.

Namun, meskipun prestasi mereka di F1 tidak mencolok, Toyota tetap menjadi kekuatan besar dalam dunia balap mobil melalui berbagai program motorsport lainnya, termasuk di ajang World Endurance Championship (WEC) dan reli. Melalui tim Toyota Gazoo Racing, pabrikan ini terus menunjukkan komitmen mereka terhadap inovasi dan pengembangan teknologi otomotif.

Kemitraan dengan Haas: Bantuan Teknis, Bukan Kembalinya Toyota ke F1

Kemitraan yang diumumkan antara Haas dan Toyota lebih menekankan pada kolaborasi teknis di beberapa bidang penting yang akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan. Toyota akan membantu Haas meningkatkan kemampuan mereka di beberapa aspek, meskipun Ferrari akan tetap menjadi mitra utama tim dalam hal pasokan mesin.

Masaya Kaji, Manajer Umum Teknik Olahraga Bermotor Toyota Gazoo Racing, menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk kembali ke F1 sebagai pemasok unit daya atau membentuk tim penuh waktu.

"Saat ini, kami belum punya rencana untuk masuk ke pasokan unit daya. Sebenarnya, kami tidak punya rencana untuk punya tim di F1. Saat ini, kami punya pilihan terbaik dan opsi terbaik untuk berkolaborasi dengan Haas," katanya, dikutip dari crash.net.

Baca Juga: Pemerintah Afrika Selatan Mengusulkan Kembalinya Balapan Formula 1 di Negaranya

Pernyataan ini menegaskan bahwa meskipun Toyota terlibat dalam pengembangan teknis bersama Haas, mereka tidak akan kembali ke lintasan F1 sebagai tim atau pemasok mesin. Fokus utama kemitraan ini adalah membantu Haas mengidentifikasi dan memperbaiki kekurangan teknis yang ada.

Fokus Kemitraan: Area Kunci yang Ditangani

Kemitraan ini bukan hanya soal dukungan teknis umum, melainkan difokuskan pada area yang sangat spesifik di mana Haas membutuhkan bantuan. Ayao Komatsu, kepala tim Haas, telah mengidentifikasi sejumlah area penting di mana Toyota dapat segera berkontribusi. Dalam sebuah wawancara pada Grand Prix Belanda bulan Agustus lalu, 

"Proyek-proyek tertentu yang kami pilih untuk memulai adalah karena sangat jelas area mana yang masih kurang, dan area mana yang belum memiliki kemampuan - dan area mana yang sudah memiliki kemampuan TGR," Komatsu menjelaskan.

Ini menunjukkan bahwa kemitraan ini bukan sekadar kolaborasi umum, melainkan sebuah inisiatif yang strategis dan terfokus. Komatsu juga menekankan bahwa kemitraan ini bukan untuk jangka pendek, melainkan untuk membangun hubungan yang lebih dalam di masa depan.

Baca Juga: Argentina Mengincar Kembali Kalender F1 Setelah Popularitasnya Melonjak Drastis

Seiring berjalannya waktu, baik Haas maupun Toyota akan semakin memahami satu sama lain, sehingga menciptakan peluang untuk bekerja sama di berbagai bidang yang lebih luas.

Komatsu juga menambahkan bahwa tanpa investasi yang tepat, Haas hanya akan mampu mencapai posisi P7 dalam kejuaraan konstruktor. Oleh karena itu, dukungan dari Toyota akan menjadi sangat penting untuk membantu tim melampaui batas tersebut.

Selanjutnya: Komitmen Usung Bisnis Keberlanjutan, MedcoEnergi Raih Peningkatan Peringkat ESG

Menarik Dibaca: Ledakan Matahari Picu Badai Magnet Besar di Bumi, Ini Dampak ke Indonesia

Editor: Handoyo .