TPID harus bisa tangani faktor inflasi yang seasonal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah pada tahun ini ingin mengendalikan inflasi pada target 3,5% plus minus 1%. Namun demikian, masih ada tantangan yang harus dihadapi, yaitu tekanan terhadap harga pangan dan administered prices dengan tren naiknya harga minyak dunia.

Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah telah membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Dari 541 daerah, yakni kabupaten, kota, dan provinsi, yang belum memiliki TPID tinggal 21 daerah.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dengan adanya TPID, pengendalian inflasi semakin kuat. Dulu, Bank Indonesia (BI) terlihat perhatiannya hanya pada uang beredar atau lebih ke moneter. Sementara, sekarang bukan hanya menjangkar core inflation, tetapi juga volatile food dan administered prices.


“Ini akan meningkatkan awareness kepala daerah. Mungkin dulu mereka tidak mengerti kalau ini jaga daya beli di daerah sehingga mereka sekarang menjaga stabilitas harga,” kata Josua kepada KONTAN, Senin (22/1).

Josua bilang, dengan adanya TPID, bila ada permasalahan seperti kelangkaan barang, bisa langsung dieskalasi sehingga harga bisa distabilisasi lebih cepat.

Oleh karena itu, ia mengharapkan awareness TPID sendiri semakin ditingkatkan dengan komunikasi antara pusat dan daerah yang lebih erat. Sebab, ini semua tujuannya adalah daya beli masyarakat.

“Adapun harapannya faktor inflasi yang sifatnya seasonal bisa dikontrol. Lebaran sudah berulang-ulang tetapi inflasi masih, harusnya tidak ada lagi faktor seasonality sehingga benar-benar stabil,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto