KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), melalui anak usahanya PT Gunung Bara Utama, saat ini tengah menargetkan produksi batubara sebesar 3 juta ton per tahun. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) TRAM yang diadakan pada Jumat (25/5) ini, Direktur Utama TRAM Soebianto Hidayat menyampaikan perihal upaya mendongkrak kinerja PT Gunung Bara Utama. Saat ini PT Gunung Bara Utama, memiliki peralatan pengolah batubara yang terdiri dari 2 unit penghancur batubara dengan kapasitas 5 juta ton per tahun. Lokasi tambang ke Jetty sendiri berjarak 60 km. Sedangkan untuk ROM Stockpile, PT Gunung Bara Utama memiliki lebih dari 60 hektare dengan fasilitas barge loading conveyor mencapai 1.500 ton per jam. Lokasi pelabuhan berada di Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan untuk komposisi pendapatan per segmen pada 2017, Soebianto merincikan 11,43% didapat dari jasa angkutan muatan curah kering, sebesar 7,86 % diperoleh dari jasa penambangan, dan 2,11% dari penyewaan dan pengoperasian Floating Storage and Offloading (FSO), 36,14% didapat dari penjualan batubara.
Trada Alam Minera (TRAM) targetkan produksi batubara 3 juta ton
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), melalui anak usahanya PT Gunung Bara Utama, saat ini tengah menargetkan produksi batubara sebesar 3 juta ton per tahun. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) TRAM yang diadakan pada Jumat (25/5) ini, Direktur Utama TRAM Soebianto Hidayat menyampaikan perihal upaya mendongkrak kinerja PT Gunung Bara Utama. Saat ini PT Gunung Bara Utama, memiliki peralatan pengolah batubara yang terdiri dari 2 unit penghancur batubara dengan kapasitas 5 juta ton per tahun. Lokasi tambang ke Jetty sendiri berjarak 60 km. Sedangkan untuk ROM Stockpile, PT Gunung Bara Utama memiliki lebih dari 60 hektare dengan fasilitas barge loading conveyor mencapai 1.500 ton per jam. Lokasi pelabuhan berada di Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan untuk komposisi pendapatan per segmen pada 2017, Soebianto merincikan 11,43% didapat dari jasa angkutan muatan curah kering, sebesar 7,86 % diperoleh dari jasa penambangan, dan 2,11% dari penyewaan dan pengoperasian Floating Storage and Offloading (FSO), 36,14% didapat dari penjualan batubara.