JAKARTA. Berbekal kontrak yang didapat, PT Trada Maritim Tbk (TRAM) terus mengincar pertumbuhan pendapatan. Khusus tahun ini, perusahaan transportasi laut ini pasang target menggenjot pendapatan sebesar 10%. Sihanouk De Mita, Direktur Utama Trada Maritim optimistis dengan target itu. "Kalau bertahan dengan kontrak yang ada, pertumbuhan bisa 5% sampai 10% tahun ini," kata dia akhir pekan lalu. Tahun lalu saja tanpa penambahan kontrak baru, Trada Maritim bisa mengerek pendapatan hingga 16%, dari US$ 54,41 juta pada 2012 menjadi US$ 63,13 juta.
Sejauh ini, TRAM lebih banyak mengerjakan kontrak jangka panjang antara tiga tahun sampai 11 tahun. Sedang kontrak jangka pendek dibawah satu tahun hanya ada satu pekerjaan saja. Sihanouk yakin, bermodalkan kontrak, TRAM bisa menggapai target omzet. Apalagi tahun ini, Trada Maritim sudah mengincar beberapa kontrak baru. Lantaran kontrak pengangkutan batubara dengan PT Berau Coal Tbk habis tahun ini, Trada harus memperpanjang kontrak atau mencari penyewa yang lain. "Kami belum bisa disclose karena masih proses. Ini kami masih lobi-lobi,” imbuhnya. Irawati Gardjito, Direktur Trada Maritim bilang, selain penambahan kontrak, perusahaan ini juga akan fokus pada pengurusan klaim asuransi atas kapal penampungan minyak terapung atau floating storage offloading (FSO) Lentera Bangsa yang terbakar akhir 2011. Sayang ia tak menjelaskan berapa kemungkinan dana yang didapat dari klaim asuransi kapal tersebut. Irawati hanya berucap hal tersebut harus segera dilakukan karena kapal yang terbakar itu digunakan sebagai jaminan utang pada kreditur. Belum tambah armada
Terkait penambahan armada, Trada Maritim memilih mengerem belanja modalnya. Sepanjang 2014, perusahaan ini tak berencana menambah armada baru, malah berniat menjual satu kapal FSO. Meski mematok pertumbuhan 10%, hingga kuartal I-2014, perusahaan ini belum berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis. Pendapatan perusahaan ini justru turun 2,87% dari US$ 15,64 juta pada periode serupa tahun lalu menjadi US$ 15,19 juta. Menurut Irawati, penurunan ini lantaran adanya proses docking atau perbaikan kapal Liquified Natural Gas (LNG) miliknya. "Nanti di kuartal II, pendapatan kami kemungkinan masih sama dengan tahun lalu karena kontraknya masih sama,” imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan