JAKARTA. Pameran Trade Expo Indonesia ke 28 tahun 2013 yang berlangsung pekan lalu berhasil mencatat nilai transaksi US$ 1,82 miliar, naik 82% dari even serupa di tahun 2012 sebesar US$ 1 miliar. "Nilai transaksi tersebut adalah total transaksi setelah pameran berakhir. Namun, masih ada beberapa buyer (pembeli) yang bisa di follow up dalam beberapa bulan ke depan untuk menambah nilai transaksi," ungkap Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan di Kantornya Kamis (24/10). Menurut Gita, nilai transaksi itu dihasilkan dari transaksi penjualan produk barang sebesar US$ 692,2 juta (porsi 37%), transaksi jasa US$ 65,9 juta (porsi 3,61%) dan investasi US$ 1,069 miliar (58,49%). Beberapa produk yang diminati oleh para buyer, yaitu produk pertanian, furnitur, otomotif dan komponennya, kopi, makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, listrik dan produk elektronik, barang- kebutuhan rumah tangga, rempah-rempah, kertas dan produk kertas. Investor terbesar pada TEI 28 ini berasal dari India, Australia, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Taiwan, Hongaria, Afrika Selatan, Thailand, Brazil, Nigeria, Rusia, Amerika Serikat, Mesir, dan Jepang. Sedangkan untuk pembeli jasa yang terbesar yaitu Afrika Selatan, Australia, Malaysia, Suriname, Lesotho, RRT, Uni Emirat Arab, Taiwan, Irak, dan Chile. Gita menambahkan, pembeli (buyer) terbanyak dalam TEI 28 berasal dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar 11,84%, Jepang (6,20%), Australia (5,38%), Afrika Selatan (4,78%), dan India (4,68%). Selain itu, Korea Selatan sebesar 4,57%, Amerika Serikat (4,18%), Zimbabwe (3,81%), Malaysia (3,66%), dan Arab Saudi sebesar 2,93% dari seluruh total jumlah buyer yang datang. "Ini menunjukkan, fokus dan upaya kita mencapai pasar-pasar baru yang non tradisional sudah mulai membuahkan hasil. Itu, tanpa meninggalkan fokus kita ke pasar-pasar tradisional yang selama ini masih bisa memberikan kontribusi dari sisi nilai perdagangan antara Indonesia dengan negara lain," ujar Gita.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Trade Expo 2013 catat transaksi US$ 1,82 miliar
JAKARTA. Pameran Trade Expo Indonesia ke 28 tahun 2013 yang berlangsung pekan lalu berhasil mencatat nilai transaksi US$ 1,82 miliar, naik 82% dari even serupa di tahun 2012 sebesar US$ 1 miliar. "Nilai transaksi tersebut adalah total transaksi setelah pameran berakhir. Namun, masih ada beberapa buyer (pembeli) yang bisa di follow up dalam beberapa bulan ke depan untuk menambah nilai transaksi," ungkap Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan di Kantornya Kamis (24/10). Menurut Gita, nilai transaksi itu dihasilkan dari transaksi penjualan produk barang sebesar US$ 692,2 juta (porsi 37%), transaksi jasa US$ 65,9 juta (porsi 3,61%) dan investasi US$ 1,069 miliar (58,49%). Beberapa produk yang diminati oleh para buyer, yaitu produk pertanian, furnitur, otomotif dan komponennya, kopi, makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, listrik dan produk elektronik, barang- kebutuhan rumah tangga, rempah-rempah, kertas dan produk kertas. Investor terbesar pada TEI 28 ini berasal dari India, Australia, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Taiwan, Hongaria, Afrika Selatan, Thailand, Brazil, Nigeria, Rusia, Amerika Serikat, Mesir, dan Jepang. Sedangkan untuk pembeli jasa yang terbesar yaitu Afrika Selatan, Australia, Malaysia, Suriname, Lesotho, RRT, Uni Emirat Arab, Taiwan, Irak, dan Chile. Gita menambahkan, pembeli (buyer) terbanyak dalam TEI 28 berasal dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar 11,84%, Jepang (6,20%), Australia (5,38%), Afrika Selatan (4,78%), dan India (4,68%). Selain itu, Korea Selatan sebesar 4,57%, Amerika Serikat (4,18%), Zimbabwe (3,81%), Malaysia (3,66%), dan Arab Saudi sebesar 2,93% dari seluruh total jumlah buyer yang datang. "Ini menunjukkan, fokus dan upaya kita mencapai pasar-pasar baru yang non tradisional sudah mulai membuahkan hasil. Itu, tanpa meninggalkan fokus kita ke pasar-pasar tradisional yang selama ini masih bisa memberikan kontribusi dari sisi nilai perdagangan antara Indonesia dengan negara lain," ujar Gita.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News