KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Trafik jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (
JSMR) mulai terkerek seiring meningkatnya mobilitas masyarakat. Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas menuturkan, pendapatan tol JSMR terus pulih dari masa pandemi. "Pendapatan tol bulanan JSMR terus meningkat sejak relaksasi pembatasan sosial, bahkan banyak jalan tol memperoleh lebih dari tingkat pendapatan sebelum pandemi," tulisnya dalam riset, Senin (7/3).
Dia menjelaskan, hingga Desember 2021 pendapatan tol mencapai kenaikan tertinggi pada pertengahan Desember dengan kenaikan 22% dibandingkan kondisi normal. Kemudian pada Januari 2022, pendapatan konsolidasi meningkat 8% dibandingkan biasanya. Namun, ada juga tren penurunan pendapatan jangka pendek di awal 2022 karena gelombang ke-3 Covid-19. Akan tetapi, mulai bangkit kembali. Pada Februari 2022, Naufal memaparkan ruas tol di Jabodetabek belum sepenuhnya pulih dari prapandemi, sedangkan di luar Jabodetabek sudah melampaui 8% dari pra pandemi.
Baca Juga: Jasa Marga Catat Volume Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Naik Jelang Libur Isra Mikraj Untuk anak perusahaan, pendapatan tol meningkat 25% dari tingkat sebelum pandemi, pertumbuhan tertinggi disumbangkan dari Tol Trans Jawa yang naik 30% dari sebelum pandemi, kemudian Jabodetabek dan Sumatera naik 22% dari sebelum pandemi. "Perusahaan juga telah melakukan penyesuaian tarif Tol Dalam Kota di Jakarta baru-baru ini, berdasarkan tingkat inflasi rata-rata daerah," sebutnya. Di sisi lain, biaya utang JSMR secara konsisten menurun pada tahun 2021, akibat dari transmisi suku bunga kebijakan yang rendah dari Bank Sentral, serta stabilisasi suku bunga dari anak perusahaan karena lebih banyak utang yang menerapkan jangka waktu suku bunga tetap. Per Desember 2021 biaya utang rata-rata tertimbang (WACD) turun menjadi 6,53%, lebih rendah dari Desember 2020 sebesar 7,64%. Naufal menilai, fokus JSMR masih pada divestasi jalan tol dengan kepemilikan saham mayoritas. JSMR telah mengumumkan rencananya untuk melakukan spin-off Divisi Jalan Tol Trans Jawa kepada anak perusahaannya, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT). Perusahaan juga mengincar pendapatan tinggi dari spin-off divisi tol transjava ke anak usahanya, PT Jasamaraga Transjawa Tol (JTT) yang 99% dimiliki oleh JSMR. Analis Samuel Sekuritas Andreas Kristo Saragih memproyeksikan pertumbuhan pendapatan JSMR di tahun 2022 dan 2023 sebesar 13% dan 14% yang ditopang oleh pertumbuhan volume transaksi, pengoperasian jalan tol baru, dan penyesuaian tarif.
Volume transaksi juga dinilai akan segera kembali ke level pre-Covid mengingat volume transaksi 2021 yang naik 8,3% yoy dan setara 86% dari volume transaksi 2019.
Tahun ini, JSMR juga akan menambah jumlah tol yang akan dioperasikan sebesar 12,65 km di 2022 dan 31 km di 2023. Walau begitu, panjang itu masih rendah dibandingkan periode 2016-2020 dengan rata-rata tol yang dioperasikan 120 km per tahun. "Sehingga kami memproyeksikan capex Rp 12 triliun untuk dua tahun kedepan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan era heavy capex cycle di 2017 – 2020 yang sebesar Rp 16,1 triliun per tahun. Secara umum, Samuel Sekuritas melihat JSMR secara positif sehingga mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 4.150. BRI Danareksa juga mempertahankan rating beli untuk JSMR dengan target harga Rp 5.400. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi