JAKARTA. Kementerian Perhubungan meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merealisasikan alternatif perlintasan sebidang yang menjadi akar persoalan kemacetan dan kecelakaan kereta api. Perlintasan sebidang yang menempatkan jalur kereta api dan jalur jalan raya dalam satu sisi bisa ditangani dengan membangun jalan underpass, jembatan layang, atau pun membuat jalur kereta api layang (elevated). “Ke depan, memang kami bersama pemerintah DKI Jakarta dan Jabodetabek sudah membahas soal perlintasan sebidang ini melalui elevated, under pass, atau pun fly over. Ini menjadi tanggung jawab DKI Jakarta, dan sudah disanggupi Jokowi. Sejak dulu kami sudah bilang untuk atasi kemacetan sudah perlu dibangun jalan layang tadi,” ucap Menteri Perhubungan EE Mangindaan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/12/2013). Menurut Mangindaan, masalah perlintasan sebidang ini sudah disepakati sejak tahun lalu. Di DKI Jakarta, lanjutnya, ada 15 titik perlintasan sebidang yang akan dibangun under pass, jalan layang, atau pun rel layang. Pemerintah provinsi DKI Jakarta sudah meminta anggaran kepada DPRD DKI Jakarta. “Kendalanya itu kan keputusan baru, masalah anggarannya. Menggunakan APBN-APBD. Kami tidak tahu pasti kapan realisasinya akan terjadi,” imbuh Mangindaan. Anggota Komisi V dari Fraksi Partai Hanura, Saleh Husin, meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera membangun alternatif dari perlintasan sebidang ini. Pasalnya, frekuensi kereta api yang ada di Ibu Kota sudah semakin padat. Hal ini bisa berpotensi menimbulkan kemacetan dan kecelakaan seperti yang terjadi di Bintaro hari ini. “Ini harus ada kerja sama antara Kemenhub dan Pemprov DKI Jakarta untuk mengantipasi hal yang tidak diinginkan,” katanya. Seperti diberitakan, truk tangki berisi bermuatan bahan bakar premium itu mengalami kecelakaan dengan KRL jurusan Serpong-Tanah Abang di pelintasan rel Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) pukul 11.15 WIB. Korban meninggal dunia dipastikan berjumlah 10 orang dan kemungkinan bertambah. Korban tewas di antaranya adalah masinis kereta. ementara itu, puluhan korban luka-luka dirawat di RS dr Suyoto, Jalan Veteran, Jakarta Selatan. Korban terbanyak berasal dari kaum perempuan karena gerbong yang ditabrak truk adalah gerbong khusus perempuan. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tragedi Bintaro, Menhub menagih janji Jokowi
JAKARTA. Kementerian Perhubungan meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merealisasikan alternatif perlintasan sebidang yang menjadi akar persoalan kemacetan dan kecelakaan kereta api. Perlintasan sebidang yang menempatkan jalur kereta api dan jalur jalan raya dalam satu sisi bisa ditangani dengan membangun jalan underpass, jembatan layang, atau pun membuat jalur kereta api layang (elevated). “Ke depan, memang kami bersama pemerintah DKI Jakarta dan Jabodetabek sudah membahas soal perlintasan sebidang ini melalui elevated, under pass, atau pun fly over. Ini menjadi tanggung jawab DKI Jakarta, dan sudah disanggupi Jokowi. Sejak dulu kami sudah bilang untuk atasi kemacetan sudah perlu dibangun jalan layang tadi,” ucap Menteri Perhubungan EE Mangindaan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/12/2013). Menurut Mangindaan, masalah perlintasan sebidang ini sudah disepakati sejak tahun lalu. Di DKI Jakarta, lanjutnya, ada 15 titik perlintasan sebidang yang akan dibangun under pass, jalan layang, atau pun rel layang. Pemerintah provinsi DKI Jakarta sudah meminta anggaran kepada DPRD DKI Jakarta. “Kendalanya itu kan keputusan baru, masalah anggarannya. Menggunakan APBN-APBD. Kami tidak tahu pasti kapan realisasinya akan terjadi,” imbuh Mangindaan. Anggota Komisi V dari Fraksi Partai Hanura, Saleh Husin, meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera membangun alternatif dari perlintasan sebidang ini. Pasalnya, frekuensi kereta api yang ada di Ibu Kota sudah semakin padat. Hal ini bisa berpotensi menimbulkan kemacetan dan kecelakaan seperti yang terjadi di Bintaro hari ini. “Ini harus ada kerja sama antara Kemenhub dan Pemprov DKI Jakarta untuk mengantipasi hal yang tidak diinginkan,” katanya. Seperti diberitakan, truk tangki berisi bermuatan bahan bakar premium itu mengalami kecelakaan dengan KRL jurusan Serpong-Tanah Abang di pelintasan rel Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) pukul 11.15 WIB. Korban meninggal dunia dipastikan berjumlah 10 orang dan kemungkinan bertambah. Korban tewas di antaranya adalah masinis kereta. ementara itu, puluhan korban luka-luka dirawat di RS dr Suyoto, Jalan Veteran, Jakarta Selatan. Korban terbanyak berasal dari kaum perempuan karena gerbong yang ditabrak truk adalah gerbong khusus perempuan. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News