KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatatkan pertumbuhan transaksi layanan
cash management cukup besar sepanjang 2021. Pertumbuhan ini mendorong pendapatan berbasis biaya (
fee based income) dan juga dana murah bank. PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) misalnya membukukan pendapatan
fee sebesar Rp 307 miliar dari layanan
cash management system sepanjang 2021. Itu meningkat 13,7% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 270 miliar. Berdasarkan materi presentasi kinerja BNI 2021 dikutip Selasa (1/3), sebesar Rp 192 miliar dari
fee based income cash management tahun lalu berasal dari klien perusahaan fintech dan e-commerce.
Itu artinya, pertumbuhan transaksi layanan
cash management alias pengeloaan kas di BNI tahun lalu ditopang oleh pertumbuhan perusahaan fintech dan e-commerce.
Baca Juga: Gampang, Ini 3 Cara Cek Nomor Rekening BNI lewat SMS hingga Mobile Banking Frekuensi transaksi
cash management BNI tahun 2021 mencapai 494 juta dimana 54% atau sebanyak 269 juta merupakan kontribusi dari fintech dan e-commerce. Pada tahun 2020 total transaksinya mencapai 227 juta dimana 74% atau 167 juta merupakan fintech dan e-commerce "Rekening Giro BNI 2021 mencapai Rp 221 triliun dimana Rp 197 triliun merupakan kontribusi dari
cash management. Itu naik dari Rp 204 triliun pada Desember 2020 dengan Rp 176 triliun berasal dari
cash management," tulis manajemen BNI dalam materi presentasinya. PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) juga mencatatkan pertumbuhan transaksi layanan
cash management. Sepanjang 2021, volume transaksi pengelolaan kas di bank ini mencapai Rp 11.411 triliun atau meningkat 37,4% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 8.304 triliun.
Layanan cash management Bank Mandiri ini didukung oleh layanan Mandiri Bill Collection, Mandiri Host to Host Payment, Mandiri Auto Debit Mandiri Internet Bisnis, Mandiri EDC, dan platform Kopra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto