Trans Power lebih fokus ke domestik



JAKARTA. PT Trans Power Marine Tbk bakal fokus melayani angkutan laut di dalam negeri ketimbang luar negeri. Perusahaan dengan kode saham TPMA di Bursa Efek Indonesia ini mengambil langkah tersebut pasca insiden penyanderaan awak kapal Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Terlebih pemerintah masih melarang kegiatan pengiriman barang ke luar negeri, khususnya Filipina, dengan pertimbangan keamanan. "Kami alokasikan ke dalam negeri atau pelayaran antara pulau," kata  Ronny Kurniawan, Presiden Direktur PT Trans Power Marine Tbk, Jumat (3/5).

Selama ini angkutan ekspor batubara Trans Power memang lebih banyak mengarah ke Filipina. Tapi sejak April 2016 TPMA belum mengirim batubara ke luar negeri.


Di sisi lain, TPMA sudah memprediksi kontribusi angkutan batubara luar negeri bakal berkurang tahun ini. Padahal tahun lalu kontribusi angkutan batubara ke luar negeri 10% dari pendapatan.

Trans Power juga mengurangi kegiatan pengangkutan batubara dari Kelanis ke kapal tongkang atau transhipment. Pada 2015, usaha ini menyumbang 28% dari seluruh kegiatan operasi perusahaan. "Kegiatan transhipment untuk ekspor. Saat ini ekspor berkurang," jelas Ronny.

TPMA memilih bertahan dengan bisnis pengangkutan kapal antar pulau dengan pertimbangan mereka sudah memiliki beberapa klien tetap. Di antaranya, PT Jorong Baturama Greston dan PT Trubaindo Coal Mining. Kedua perusahaan ini sudah menjadi klien sejak delapan tahun terakhir.

Pendapatan TPMA per kuartal I-2016 mencapai US$ 7,43 juta atau anjlok 46% dari periode serupa tahun lalu US$ 13,8 juta. Alhasil pada periode ini Trans Power merugi US$ 426.772.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini