JAKARTA. Kuatnya permintaan domestik di tengah menurunnya perekonomian global telah berdampak pada kinerja sisi eksternal perekonomian Indonesia. Transaksi berjalan triwulan II-2012 mengalami defisit sebesar US$ 6,9 miliar (3,1% dari PDB), naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat defisit US$ 3,2 miliar (1,5% dari PDB). Dari data yang dikeluarkan Bank Indonesia, penyebab utamanya adalah surplus neraca perdagangan yang menyusut sehingga tidak dapat mengimbangi defisit neraca jasa dan neraca pendapatan yang melebar. Di sisi neraca perdagangan nonmigas, turunnya surplus karena penurunan ekspor akibat pelemahan permintaan dan penurunan harga komoditas global yang berlangsung di saat impor khususnya bahan baku dan barang modal tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik yang tetap kuat. Sektor migas juga memberikan kontribusi negatif karena defisit neraca perdagangan minyak masih lebih besar daripada surplus neraca perdagangan gas. Di sisi neraca jasa, kenaikan defisit disebabkan oleh meningkatnya pembayaran jasa transportasi barang impor dan jumlah warga negara Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan terjadi karena laba dan bunga yang diperoleh investor asing atas investasi mereka di dalam negeri meningkat seiring dengan nilai investasi mereka yang terus bertambah.
Neraca defisit karena penurunan harga komoditi
JAKARTA. Kuatnya permintaan domestik di tengah menurunnya perekonomian global telah berdampak pada kinerja sisi eksternal perekonomian Indonesia. Transaksi berjalan triwulan II-2012 mengalami defisit sebesar US$ 6,9 miliar (3,1% dari PDB), naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat defisit US$ 3,2 miliar (1,5% dari PDB). Dari data yang dikeluarkan Bank Indonesia, penyebab utamanya adalah surplus neraca perdagangan yang menyusut sehingga tidak dapat mengimbangi defisit neraca jasa dan neraca pendapatan yang melebar. Di sisi neraca perdagangan nonmigas, turunnya surplus karena penurunan ekspor akibat pelemahan permintaan dan penurunan harga komoditas global yang berlangsung di saat impor khususnya bahan baku dan barang modal tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik yang tetap kuat. Sektor migas juga memberikan kontribusi negatif karena defisit neraca perdagangan minyak masih lebih besar daripada surplus neraca perdagangan gas. Di sisi neraca jasa, kenaikan defisit disebabkan oleh meningkatnya pembayaran jasa transportasi barang impor dan jumlah warga negara Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan terjadi karena laba dan bunga yang diperoleh investor asing atas investasi mereka di dalam negeri meningkat seiring dengan nilai investasi mereka yang terus bertambah.