JAKARTA. Total volume transaksi multilateral di Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) sepanjang semester pertama tahun 2013 turun hampir 5% menjadi 458.523 lot dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan terbesar berasal dari sejumlah produk emas dengan kontrak internasional dengan kode GoldUD dan GoldID. Menurut Peneliti BKDI, Ibrahim, volume transaksi produk emas di BKDI merosot selama semester pertama tahun ini karena melemahnya harga emas dunia. "Kejatuhan emas diawali dari krisis Siprus, setelah itu euforia pemangkasan stimulus moneter oleh Bank Sentral AS pada Juni lalu kian merontokkan harga emas," ujarnya. Meski ada penurunan besar pada transaksi emas, total transaksi multilateral BKDI hanya turun tipis. Pasalnya, transaksi terbesar ditopang oleh transaksi produk CPO.
Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) justru mencatat pertumbuhan hampir 100% pada transaksi multilateral. Dengan pertumbuhan 99,90%, total transaksi multilateral BBJ mencapai 176.370 lot pada semester pertama 2013. Produk-produk emas dengan kontrak dalam negeri masih digemari. Renji Betari, peneliti dari BBJ mengatakan, meski harga emas dunia masih turun, jumlah transaksi emas dalam negeri masih cukup populer. "Orang masih memandang emas sebagai hedging yang bagus," ujarnya. Renji mengakui, menurunnya harga emas agak menggoncang transaksi emas di BBJ. Tapi, secara total, transaksi di BBJ justru turun (lihat tabel). Penurunan terjadi pada kontrak over the counter (OTC) yaitu pada sistem perdagangan alternatif (SPA) dan penyalur amanat luar negeri (PALN). Renji bilang, para trader mengurangi transaksi di kontrak OTC, karena transaksi valas sulit diprediksi.
Volume Transaksi Bursa Berjangka (dalam lot) | |||
Semester I-2012 | Semester I-2013 | % | |
Transaksi Multilateral BKDI | 482201 | 458523 | -4.91% |
Transaksi Multilateral BBJ | 88227 | 176370 | 99.90% |
Total Transaksi BBJ | 3491024 | 2788362 | -20.13% |
sumber: BBJ, BKDI |