Transaksi Bursa Sepi, Imbas Banyak Libur?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi pasar modal masih cenderung sepi, terlebih menjelang libur panjang perayaan Idul Adha 1444 H. Pada perdagangan Selasa (27/6) misalnya, rata-rata nilai transaksi di pasar hanya mencapai Rp  8,06 triliun. Sebanyak 16,62 miliar saham diperdagangankan dengan frekuensi sebanyak 994.392 kali.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup melemah 0,04% ke level 6.661,879. Pelemahan ini menggenapi pergerakan IHSG yang melemah 2,76% sejak awal tahun alias secara year-to-date (ytd).

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus melihat, investor cenderung melakukan aksi ambil untung alias profit taking dan mengamankan posisi yang dimiliki sebelum memasuki libur panjang Idul Adha  tahun ini.


Asal tahu saja, transaksi di pasar saham tahun ini memang cenderung sepi. Melansir data bursa efek Indonesia, per Senin (26/6) rata-rata transaksi saham hanya Rp 10,34 triliun. Jumlah ini masih di bawah target rata-rata nilai transaksi harian yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Rp 14,75 triliun.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang Nilai Transaksi IHSG di Bawah Rp 10 Triliun

Menurut Pengamat pasar modal dan founder WH Project William Hartanto, penurunan nilai transaksi saham tidak selalu disebabkan investor yang memasang sikap wait and see. 

Menurut dia, sejak status pandemi dicabut dan sektor riil mulai berjalan normal, banyak orang kembali bekerja dan mulai meninggalkan pasar modal yang menyebabkan transaksi menurun.

“Namun memang di pekan ini, karena faktor pekan pendek bisa jadi ada wait and see, dimana pelaku pasar memilih untuk mengamati kondisi pekan depan,” kata William kepada Kontan.co.id, Selasa (27/6).

Secara statistik, Daniel membenarkan pasar akan cenderung sepi ketika akan libur panjang.  “Jadi untuk akhir tahun kemungkinan besar juga akan sama,” kata Daniel. 

Diketahui, libur panjang akhir tahun akan jatuh saat perayaan Natal dan Tahun baru. Namun, menurut Daniel, normalisasi perdagangan bursa yang sudah dilakukan BEI akan membuat market menjadi lebih volatile. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu yang  bisa meningkatka nilai transaksi bursa.

Di tengah sepinya sentimen penggerak, William menilai rilis laporan keuangan emiten periode kuartal kedua 2023 dan pembagian dividen bisa menjadi penggerak indeks. Namun efek dari sentimen ini hanya sementara. 

Menurut perkiraannya, IHSG masih dalam kondisi sideways di rentang 6.618 – 6.754. Proyeksi William, IHSG akan berada di level 6.900 – 7.100 pada akhir tahun.

Selain rilis laporan keuangan kuartal kedua, menurut Daniel, sentimen lainnya yang akan mempengaruhi pergerakan pasar bulan depan antara lain datang dari Bank Sentral AS, Federal Reserve yang diestimasikan menahan suku bunga kembali pada bulan Juli di kisaran 5% sampai 5,25%. 

Dus, dia memproyeksi IHSG akan berada di level 7.200-7.300 pada akhir tahun.

Baca Juga: IHSG Turun Tipis 0,04% ke 6.661 Hari Selasa (27/6), Sektor Energi Tumbang

Adapun saham pilihan Daniel antara lain ELSA, ULTJ, dan BTPS. Investor disarankan menerapkan strategi buy on weakness untuk ketiga saham ini.

Sementara William menilai investor bisa mencermati sektor otomotif dengan saham pilihan IMJS, IMAS, MPMX, AUTO dan  sektor properti dengan saham pilihan SMRA, BSDE, CTRA. Pelaku pasar juga bisa mencermati sektor finance/leasing dengan saham pilihan BNGA, BDMN, ADMF, dan BFIN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi