KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesatnya perkembangan layanan digital perbankan dalam mempermudah transaksi keuangan, telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan transaksi nirtunai, dan meminimalisir penggunaan uang tunai fisik. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume transaksi tarik tunai melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri) per September 2024 tercatat mencapai 376,14 juta transaksi turun 7,73% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu 407,66 juta transaksi Adapun nilai transaksi tarik tunai mencapai Rp 350,94 triliun per September 2024, menurun 6,11% yoy dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 373,77 triliun.
Baca Juga: Pamor ATM Makin Turun, Perbankan Pilih Optimalkan Layanan Sejalan dengan itu, jumlah kartu meningkat menjadi 310,49 juta per September 2024, meningkat 10,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 281,35 juta kartu. Sejumlah bankir juga membenarkan adanya penurunan transaksi tarik tunai melalui ATM. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, yang mencatatkan penurunan transaksi tarik tunai di ATM 9% yoy per September 2024. Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting menyatakan, penurunan ini didorong oleh meningkatnya adopsi budaya cashless di masyarakat, seiring dengan perkembangan layanan digital banking yang memudahkan transaksi non-tunai pada channel digital. Baca Juga: Cashless Makin Tinggi, Begini Strategi Perbankan Hadapi Penyusutan Transaksi ATM Alhasil, justru transaksi digital BNI melalui aplikasi mobile banking wondr by BNI mengalami peningkatan 150% yoy pada Oktober 2024. Peningkatan ini utamanya ditopang pertumbuhan transaksi pembayaran menggunakan QRIS yang meningkat 208% yoy.