KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking. Bank Indonesia (BI) mencatat pada bulan Februari 2022 saja, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 41,35% yoy menjadi Rp 27,1 triliun. Sedangkan nilai transaksi digital banking meningkat 46,53% yoy menjadi Rp 3.732,8 triliun. Pada bulan Januari 2022 lalu, nilai transaksi uang elektronik juga tumbuh 66,65% yoy menjadi Rp 34,6 triliun. Nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% yoy menjadi Rp 4.314,3 triliun.
Bila ditotalkan, nilai transaksi sepanjang tahun berjalan untuk uang elektronik mencapai Rp 61,7 triliun. Sedangkan nilai transaksi digital banking mencapai Rp 8.047,1 triliun hingga Februari 2022.
Baca Juga: BCA Tetap Andalkan BCA Mobile dan MyBCA Bagi Kebutuhan Nasabah Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, volume transaksi dari digital banking Bank Mandiri tumbuh 40% yoy mencapai Rp 320 triliun hingga Februari 2022. “Hal ini dikarenakan pertumbuhan frekuensi transaksi finansial yang cukup signifikan. Yakni lebih dari 60% secara yoy atau lebih dari 210 juta transaksi finansial yang telah dilakukan oleh nasabah selama bulan Februari 2022 menggunakan digital banking Bank Mandiri,” paparnya kepada Kontan.co.id pada Jumat (18/3). Menurutnya, pengetatan mobilitas cukup mempengaruhi peningkatan transaksi menggunakan digital banking Bank Mandiri. Ini didominasi transaksi finansial yang dilakukan oleh nasabah mayoritas adalah transfer serta purchase & payment. “Pertumbuhan transaksi mobile banking Bank Mandiri pada tahun ini diharapkan mampu meningkat lebih dari 30% secara yoy,” tambahnya. Sementara, Direktur IT and Digital Bank BTN Andi Nirwoto menyebut, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap transaksi mobile banking BTN per Februari 2022. Jumlah transaksi meningkat sebesar 60% yoy dan dari sisi volume transaksi meningkat sebesar 63% yoy. “Pengetatan mobilitas masyarakat dalam pengendalian omicron, menurut kami, menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan transaksi nasabah melalui Mobile Banking BTN. Peningkatan signifikan yang telah kami sebutkan diatas mencerminkan bahwa nasabah menjadikan Mobile Banking BTN sebagai alat untuk bertransaksi di era pengetatan mobilitas tersebut,” katanya kepada Kontan.co.id.
Andi mengatakan, transaksi mobile banking BTN secara mayoritas masih didominasi transaksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar harian nasabah. Sebagai gambaran, tiga kategori transaksi yang paling banyak dilakukan yaitu transaksi pembelian pulsa listrik (PLN), prepaid provider dan topup uang elektronik. Kemudahan dalam melakukan transaksi ini menjadi pertimbangan utama nasabah dalam menggunakan mobile banking BTN dalam memenuhi kebutuhan mereka. Ia melihat terdapat potensi peningkatan transaksi berbasis digital pada tahun ini. Lantaran adanya pergerakan perilaku masyarakat dari yang sebelumnya konvensional menjadi ke arah digital. BTN memproyeksikan transaksi mobile banking BTN dapat tumbuh minimal sebesar 30% tahun ini. "Dengan rencana launching aplikasi new Mobile Banking BTN pada tahun ini kami harapkan dapat memberikan pengalaman baru yang lebih baik kepada nasabah sehingga dapat menarik minat nasabah untuk semakin meningkatkan transaksi mereka melalui channel mobile banking,” tambahnya.
Baca Juga: Perbankan Besar Gencar Tebar Program Gimmick Demi Dorong Loyalitas Nasabah Editor: Khomarul Hidayat