JAKARTA. Penandatangan transaksi jual beli bersyarat antara PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), GMR Infrastructure Investments Pte Ltd (GMR) dengan United Fiber System Ltd (UFS) diharapkan dapat terlaksana pada akhir bulan ini. Padahal, sebelumnya, DSSA menargetkan transaksi tersebut dapat dilaksanakan pada Maret lalu."Ya, transaksi ini memang tertunda karena GMR juga mau ikut serta melakukan tukar saham tersebut," kata Sekretaris Perusahaan DSSA Hermawan Tarjono saat dijumpai di Jakarta, Kamis (21/6). Penandatangan kesepakatan jual beli dilakukan dengan menukar kepemilikan saham yang dimiliki DSSA dan GMR di PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dengan saham baru yang akan dikeluarkan UFS.Saat ini, GMR menguasai 30% saham di GEMS. Dari hitungan kasar, anak usaha dari GMR Group tersebut akan menguasai 27% saham di UFS. Sedangkan DSSA yang memiliki 66,99% saham di GEMS dimungkinkan menguasai sekitar 65% saham di UFS. Padahal sebelum GMR memutuskan ikut serta ambil bagian dalam transaksi tersebut, DSSA akan memiliki sekitar 92,77% saham UFS."Kalau penandatangannya dilakukan di 30 Juni, maka tukar saham ini bisa dilaksanakannya di tahun ini. Nantinya GEMS tetap di bawah kami. Jika sekarang anak usaha, nantinya menjadi cucu usaha," jelas Hermawan.Setelah penendatangan tersebut, UFS akan memulai proses untuk mengeluarkan saham baru. Hal ini dilakukan mengingat UFS adalah perusahaan listed asal Singapura yang bergerak di sektor kehutanan. Saham itu merupakan saham baru yang dilepas UFS dengan harga S$ 3,5 sen per saham. Awalnya, DSSA sudah mematok harga penjualan GEMS di Rp 2.750 per saham untuk transaksi ini."Harganya masih akan tetap sama. Tidak terpengaruh jika nantinya harga saham UFS dan GEMS naik atau turun," tambah Hermawan. Nah, ini membuat nilai transaksi tukar guling saham antara DSSA, GMR dengan UFS mencapai Rp 10,83 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Transaksi DSSA-GMR-UFS ditarget kelar akhir Juni
JAKARTA. Penandatangan transaksi jual beli bersyarat antara PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), GMR Infrastructure Investments Pte Ltd (GMR) dengan United Fiber System Ltd (UFS) diharapkan dapat terlaksana pada akhir bulan ini. Padahal, sebelumnya, DSSA menargetkan transaksi tersebut dapat dilaksanakan pada Maret lalu."Ya, transaksi ini memang tertunda karena GMR juga mau ikut serta melakukan tukar saham tersebut," kata Sekretaris Perusahaan DSSA Hermawan Tarjono saat dijumpai di Jakarta, Kamis (21/6). Penandatangan kesepakatan jual beli dilakukan dengan menukar kepemilikan saham yang dimiliki DSSA dan GMR di PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dengan saham baru yang akan dikeluarkan UFS.Saat ini, GMR menguasai 30% saham di GEMS. Dari hitungan kasar, anak usaha dari GMR Group tersebut akan menguasai 27% saham di UFS. Sedangkan DSSA yang memiliki 66,99% saham di GEMS dimungkinkan menguasai sekitar 65% saham di UFS. Padahal sebelum GMR memutuskan ikut serta ambil bagian dalam transaksi tersebut, DSSA akan memiliki sekitar 92,77% saham UFS."Kalau penandatangannya dilakukan di 30 Juni, maka tukar saham ini bisa dilaksanakannya di tahun ini. Nantinya GEMS tetap di bawah kami. Jika sekarang anak usaha, nantinya menjadi cucu usaha," jelas Hermawan.Setelah penendatangan tersebut, UFS akan memulai proses untuk mengeluarkan saham baru. Hal ini dilakukan mengingat UFS adalah perusahaan listed asal Singapura yang bergerak di sektor kehutanan. Saham itu merupakan saham baru yang dilepas UFS dengan harga S$ 3,5 sen per saham. Awalnya, DSSA sudah mematok harga penjualan GEMS di Rp 2.750 per saham untuk transaksi ini."Harganya masih akan tetap sama. Tidak terpengaruh jika nantinya harga saham UFS dan GEMS naik atau turun," tambah Hermawan. Nah, ini membuat nilai transaksi tukar guling saham antara DSSA, GMR dengan UFS mencapai Rp 10,83 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News